Trik Pilih Mobkas Matik
Setidaknya 10 tahun silam,
prospek mobkas bertransmisi otomatis tidak terlalu menggembirakan. Harga
jualnya, tidak lebih baik dibanding transporter bertransmisi manual. Atau bisa
dipastikan lebih murah dibanding varian manual dengan merek, tipe, dan tahun
yang sama.
Namun kondisi saat ini sudah
berubah. Kini mobkas matik justru menjadi primadona para pemburu di bisnis ini.
Untuk tahun produksi di bawah 5 tahun, harganya cukup kuat dibanding varian
manual.
“Selisihnya Rp 6-8 juta dibanding dengan manual untuk merek dan tahun yang sama. Untuk konsumen perkotaan, tipe matik dan tahun muda menjadi favorit,” ujar Ivan Handoyo dari gerai Abadi Jaya Motor di ITC Mangga Dua, Jakarta.
Jelas ini merupakan banderol yang relatif kuat, jika dibanding dalam kondisi barunya. Varian manual dan matik biasanya terpaut selisihRp 10-12 juta.
Bisa jadi, pemahaman perawatan mobil matik sudah mulai tersosialisasi. Anggapan bahwa perawatan mahal serta ketidaktahuan konsumen mulai terkikis.
MODAL BERBURU
Jika berminat membeli mobkas matik, ada beberapa tips dan trik yang mesti diperhatikan sebelum Anda memboyong mobil nyaman ini. Setidaknya pemahaman serta memperbanyak pengetahuan tentang mobil bertransmisi otomatis menjadi modal awal.
“Kalau bisa cari mobil matik di bawah 5 tahun. Periksa seksama bagian mesin dan transmisi untuk memastikan performa mobil masih maksimal,” papar Parman Suanda, Service Manager Plaza Toyota Cabang Tendean, Jakarta.
Segera periksa komponen yang krusial untuk mobil matik. Mulai dari kebocoran hingga pemeriksaan oli ATF. Periksa rutinitas perawatan berkala termasuk penggantian oli ATF hingga pemeriksaan transmisi.
Selain itu, lihat secara kasat mata, hingga mobil diangkat dengan car lift untuk memeriksa badan transmisi dari kolong. Periksa kebocoran paking atau gasket transmisi. Hal ini bisa dilakukan dengan mendeteksi lelehan oli di badan transmisi.
Volume oli ATF juga harus sesuai dengan kebutuhan dan batas toleransi. Periksa melalui dipstick dalam kondisi dingin (cool) dan panas (hot). Kekurangan oli ATF dapat menimbulkan kerusakan pada transmisi.
Deteksi bunyi sesaat tuas perseneling dipindahkan ke posisi ‘D’ (Drive). Bila mesin menderum keras tidak seperti umumnya, potensi kerusakan pada bagian jerohan.
Pindahkan tuas ke posisi ‘D’ sambil tetap menginjak pedal rem. Rasakan serta dengar suaranya. Lepas secara perlahan pedal rem dan biarkan mobil melaju perlahan. Bila masih oke, lanjutkan langkah berikutnya.
Lakukan test drive. Coba Anda pindahkan tuas ke posisi ‘R’ (Reverse) alias mundur. Kalau terasa ada suara aneh seperti gemeretak, potensi kerusakan transmisinya cukup besar. Jangan ambil risiko untuk membelinya, sebaiknya segera memilih mobil lainnya.
Bila Anda yakin, mobil incaran di atas masih bugar, segera beranjak ke soal harga. Bila terjadi deal, mobil matik dengan performa maksimal segera beraksi dalam genggaman kemudi Anda.
“Selisihnya Rp 6-8 juta dibanding dengan manual untuk merek dan tahun yang sama. Untuk konsumen perkotaan, tipe matik dan tahun muda menjadi favorit,” ujar Ivan Handoyo dari gerai Abadi Jaya Motor di ITC Mangga Dua, Jakarta.
Jelas ini merupakan banderol yang relatif kuat, jika dibanding dalam kondisi barunya. Varian manual dan matik biasanya terpaut selisihRp 10-12 juta.
Bisa jadi, pemahaman perawatan mobil matik sudah mulai tersosialisasi. Anggapan bahwa perawatan mahal serta ketidaktahuan konsumen mulai terkikis.
MODAL BERBURU
Jika berminat membeli mobkas matik, ada beberapa tips dan trik yang mesti diperhatikan sebelum Anda memboyong mobil nyaman ini. Setidaknya pemahaman serta memperbanyak pengetahuan tentang mobil bertransmisi otomatis menjadi modal awal.
“Kalau bisa cari mobil matik di bawah 5 tahun. Periksa seksama bagian mesin dan transmisi untuk memastikan performa mobil masih maksimal,” papar Parman Suanda, Service Manager Plaza Toyota Cabang Tendean, Jakarta.
Segera periksa komponen yang krusial untuk mobil matik. Mulai dari kebocoran hingga pemeriksaan oli ATF. Periksa rutinitas perawatan berkala termasuk penggantian oli ATF hingga pemeriksaan transmisi.
Selain itu, lihat secara kasat mata, hingga mobil diangkat dengan car lift untuk memeriksa badan transmisi dari kolong. Periksa kebocoran paking atau gasket transmisi. Hal ini bisa dilakukan dengan mendeteksi lelehan oli di badan transmisi.
Volume oli ATF juga harus sesuai dengan kebutuhan dan batas toleransi. Periksa melalui dipstick dalam kondisi dingin (cool) dan panas (hot). Kekurangan oli ATF dapat menimbulkan kerusakan pada transmisi.
Deteksi bunyi sesaat tuas perseneling dipindahkan ke posisi ‘D’ (Drive). Bila mesin menderum keras tidak seperti umumnya, potensi kerusakan pada bagian jerohan.
Pindahkan tuas ke posisi ‘D’ sambil tetap menginjak pedal rem. Rasakan serta dengar suaranya. Lepas secara perlahan pedal rem dan biarkan mobil melaju perlahan. Bila masih oke, lanjutkan langkah berikutnya.
Lakukan test drive. Coba Anda pindahkan tuas ke posisi ‘R’ (Reverse) alias mundur. Kalau terasa ada suara aneh seperti gemeretak, potensi kerusakan transmisinya cukup besar. Jangan ambil risiko untuk membelinya, sebaiknya segera memilih mobil lainnya.
Bila Anda yakin, mobil incaran di atas masih bugar, segera beranjak ke soal harga. Bila terjadi deal, mobil matik dengan performa maksimal segera beraksi dalam genggaman kemudi Anda.
Kuras girboks matik
Sehebat apapun strategi
yang disodorkan saat memboyong mobil matik, tetap saja langkah
preventif tetap perlu dilakukan. Salah satunya adalah mengganti oli
transmisi.
Untuk menganti pelumas transmisi, ada dua cara yang dapat dilakukan. Pertama, hanya membuangoli yang berada di bak penampungan. Kedua, menguras oli dengan cara memanfaatkan sirkulasi oli. “Dalam kondisi kosong, transmisi matik memerlukan sekitar 10 liter oli. Tapi bila hanya membuang oli yang berada di bak penampungan, jumlahnya sekitar 3-4 liter,” terang Iwan Abdurahman, Section Head Technical Dept. PT Toyota-Astra Motor. Bila menggunakan cara kedua, maka kebutuhan pelumas akan semakin banyak. Sebab dengan memanfaatkan sirkulasi pelumas, otomatis akan ada oli yang terbuang percuma. Bila kapasitas oli transmisi 10 liter, maka kebutuhan oli akan bertambah sekitar 2 liter. Sekilas cara kedua terlihat benar. Namun dengan memanfaatkan sirkulasi ini, kotoran yang terdapat di bak penampungan akan terdorong masuk ke dalam filter sehingga kemungkinan tersumbat kian besar. Apesnya, mayoritas transmisi matik tidak menempatkan filter di sisi luar. “Sebaiknya menguras oli transmisi matik menggunakan mesin kuras oli yang memiliki fitur back wash. Jadi sirkulasi dapat dibalik untuk mengeluarkan kotoran yang tersangkut di filter,” terang Tjahja Tandjung, pemilik gerai Toda. |
No comments:
Post a Comment