Friday 18 November 2011

Trik Pilih Mobkas Matik



Trik Pilih Mobkas Matik

Setidaknya 10 tahun silam, prospek mobkas bertransmisi otomatis tidak terlalu menggembirakan. Harga jualnya, tidak lebih baik dibanding transporter bertransmisi manual. Atau bisa dipastikan lebih murah dibanding varian manual dengan merek, tipe, dan tahun yang sama.
Namun kondisi saat ini sudah berubah. Kini mobkas matik justru menjadi primadona para pemburu di bisnis ini. Untuk tahun produksi di bawah 5 tahun, harganya cukup kuat dibanding varian manual.
“Selisihnya Rp 6-8 juta dibanding dengan manual untuk merek dan tahun yang sama. Untuk konsumen perkotaan, tipe matik dan tahun muda menjadi favorit,” ujar Ivan Handoyo dari gerai Abadi Jaya Motor di ITC Mangga Dua, Jakarta.
Jelas ini merupakan banderol yang relatif kuat, jika dibanding dalam kondisi barunya. Varian manual dan matik biasanya terpaut selisihRp 10-12 juta.
Bisa jadi, pemahaman perawatan mobil matik sudah mulai tersosialisasi. Anggapan bahwa perawatan mahal serta ketidaktahuan konsumen mulai terkikis.

MODAL BERBURU
Jika berminat membeli mobkas matik, ada beberapa tips dan trik yang mesti diperhatikan sebelum Anda memboyong mobil nyaman ini. Setidaknya pemahaman serta memperbanyak pengetahuan tentang mobil bertransmisi otomatis menjadi modal awal.
“Kalau bisa cari mobil matik di bawah 5 tahun. Periksa seksama bagian mesin dan transmisi untuk memastikan performa mobil masih maksimal,” papar Parman Suanda, Service Manager Plaza Toyota Cabang Tendean, Jakarta.
Segera periksa komponen yang krusial untuk mobil matik. Mulai dari kebocoran hingga pemeriksaan oli ATF. Periksa rutinitas perawatan berkala termasuk penggantian oli ATF hingga pemeriksaan transmisi.
Selain itu, lihat secara kasat mata, hingga mobil diangkat dengan car lift untuk memeriksa badan transmisi dari kolong. Periksa kebocoran paking atau gasket transmisi. Hal ini bisa dilakukan dengan mendeteksi lelehan oli di badan transmisi.
Volume oli ATF juga harus sesuai dengan kebutuhan dan batas toleransi. Periksa melalui dipstick dalam kondisi dingin (cool) dan panas (hot). Kekurangan oli ATF dapat menimbulkan kerusakan pada transmisi.
Deteksi bunyi sesaat tuas perseneling dipindahkan ke posisi ‘D’ (Drive). Bila mesin menderum keras tidak seperti umumnya, potensi kerusakan pada bagian jerohan.
Pindahkan tuas ke posisi ‘D’ sambil tetap menginjak pedal rem. Rasakan serta dengar suaranya. Lepas secara perlahan pedal rem dan biarkan mobil melaju perlahan. Bila masih oke, lanjutkan langkah berikutnya.
Lakukan test drive. Coba Anda pindahkan tuas ke posisi ‘R’ (Reverse) alias mundur. Kalau terasa ada suara aneh seperti gemeretak, potensi kerusakan transmisinya cukup besar. Jangan ambil risiko untuk membelinya, sebaiknya segera memilih mobil lainnya.
Bila Anda yakin, mobil incaran di atas masih bugar, segera beranjak ke soal harga. Bila terjadi deal, mobil matik dengan performa maksimal segera beraksi dalam genggaman kemudi Anda.

Kuras girboks matik 

Sehebat apapun strategi yang disodorkan saat memboyong mobil matik, tetap saja langkah preventif tetap perlu dilakukan. Salah satunya adalah mengganti oli transmisi.
Untuk menganti pelumas transmisi, ada dua cara yang dapat dilakukan. Pertama, hanya membuangoli yang berada di bak penampungan. Kedua, menguras oli dengan cara memanfaatkan sirkulasi oli.
“Dalam kondisi kosong, transmisi matik memerlukan sekitar 10 liter oli. Tapi bila hanya membuang oli yang berada di bak penampungan, jumlahnya sekitar 3-4 liter,” terang Iwan Abdurahman, Section Head Technical Dept. PT Toyota-Astra Motor.
Bila menggunakan cara kedua, maka kebutuhan pelumas akan semakin banyak. Sebab dengan memanfaatkan sirkulasi pelumas, otomatis akan ada oli yang terbuang percuma. Bila kapasitas oli transmisi 10 liter, maka kebutuhan oli akan bertambah sekitar 2 liter.
Sekilas cara kedua terlihat benar. Namun dengan memanfaatkan sirkulasi ini, kotoran yang terdapat di bak penampungan akan terdorong masuk ke dalam filter sehingga kemungkinan tersumbat kian besar. Apesnya, mayoritas transmisi matik tidak menempatkan filter di sisi luar.
“Sebaiknya menguras oli transmisi matik menggunakan mesin kuras oli yang memiliki fitur back wash. Jadi sirkulasi dapat dibalik untuk mengeluarkan kotoran yang tersangkut di filter,” terang Tjahja Tandjung, pemilik gerai Toda.


Nicotine as a Gateway Drug
ScienceDaily (Nov. 2, 2011) — A landmark study in mice identifies a biological mechanism that could help explain how tobacco products could act as gateway drugs, increasing a person's future likelihood of abusing cocaine and perhaps other drugs as well, according to the National Institute on Drug Abuse (NIDA), part of the National Institutes of Health. The study is the first to show that nicotine might prime the brain to enhance the behavioral effects of cocaine.

The gateway drug model is based upon epidemiological evidence that most illicit drug users report use of tobacco products or alcohol prior to illicit drug use. This model has generated significant controversy over the years, mostly relating to whether prior drug exposure (to nicotine, alcohol or marijuana) is causally related to later drug use. Before now, studies have not been able to show a biological mechanism by which nicotine exposure could increase vulnerability to illicit drug use.
In the current study, by researchers at Columbia University, New York City, and published in Science Translational Medicine, mice exposed to nicotine in their drinking water for at least seven days showed an increased response to cocaine. This priming effect depended on a previously unrecognized effect of nicotine on gene expression, in which nicotine changes the structure of the tightly packaged DNA molecule, reprograms the expression pattern of specific genes, in particular the FosB gene that has been related to addiction, and ultimately alters the behavioral response to cocaine.
To examine whether the results from this study paralleled findings in humans, the researchers reexamined statistics from the 2003 National Epidemiological Study of Alcohol Related Consequences to explore the relationship between onset of nicotine use and degree of cocaine dependence. They found that the rate of cocaine dependence was higher among cocaine users who smoked prior to starting cocaine compared to those who tried cocaine prior to smoking.
These findings in mice suggest that if nicotine has similar effects in humans, effective smoking prevention efforts would not only prevent the negative health consequences associated with smoking but could also decrease the risk of progression and addiction to cocaine and possibly other illicit drug use. In the meantime, this mouse model provides a new mechanism to study the gateway theory from a biological perspective.
"Now that we have a mouse model of the actions of nicotine as a gateway drug this will allow us to explore the molecular mechanisms by which alcohol and marijuana might act as gateway drugs," said Eric Kandel, M.D., of Columbia University Medical Center and a senior author of the study. "In particular, we would be interested in knowing if there is a single, common mechanism for all gateway drugs or if each drug utilizes a distinct mechanism."
For more information on nicotine and cocaine, go towww.drugabuse.gov/drugpages/nicotine.html andwww.drugabuse.gov/drugpages/cocaine.html.
http://www.sciencedaily.com/releases/2011/11/111102161259.htmNicotine as a Gateway Drug