Tuesday 11 December 2012

Emisi Gas Buang


Makna Uji Emisi Terhadap Mesin Kendaraan
Emisi gas yang dihasilkan oleh pembakaran kendaraan bermotor pada umumnya berdampak negatif terhadap lingkungan. Sehingga perlu diambil beberapa langkah untuk dapat mengendalikan gas buang yang dihasilkan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan pemeriksaan atau uji emisi berkala untuk mengetahui kandungan gas buang kendaraan yang berpotensi mencemari lingkungan. Pada negara-negara yang memiliki standar emisi gas buang kendaraan yang ketat, ada 5 unsur dalam gas buang kendaraan yang akan diukur yaitu senyawa HC, CO, CO2, O2 dan senyawa NOx. Sedangkan pada negara-negara yang standar emisinya tidak terlalu ketat, hanya mengukur 4 unsur dalam gas buang yaitu senyawa HC, CO, CO2 dan O2.
== Emisi Senyawa Hidrokarbon ==
Bensin adalah senyawa hidrokarbon, jadi setiap HC yang didapat di gas buang kendaraan menunjukkan adanya bensin yang tidak terbakar dan terbuang bersama sisa pembakaran. Apabila suatu senyawa hidrokarbon terbakar sempurna (bereaksi dengan oksigen) maka hasil reaksi pembakaran tersebut adalah karbondioksida (CO2) dan air(H¬2O). Walaupun rasio perbandingan antara udara dan bensin (AFR=Air-to-Fuel-Ratio) sudah tepat dan didukung oleh desain ruang bakar mesin saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja sebagian dari bensin seolah-olah tetap dapat “bersembunyi” dari api saat terjadi proses pembakaran dan menyebabkan emisi HC pada ujung knalpot cukup tinggi.
Untuk mobil yang tidak dilengkapi dengan Catalytic Converter (CC), emisi HC yang dapat ditolerir adalah 500 ppm dan untuk mobil yang dilengkapi dengan CC, emisi HC yang dapat ditolerir adalah 50 ppm.
Emisi HC ini dapat ditekan dengan cara memberikan tambahan panas dan oksigen diluar ruang bakar untuk menuntaskan proses pembakaran. Proses injeksi oksigen tepat setelah exhaust port akan dapat menekan emisi HC secara drastis. Saat ini, beberapa mesin mobil sudah dilengkapi dengan electronic air injection reaction pump yang langsung bekerja saat cold-start untuk menurunkan emisi HC sesaat sebelum CC mencapai suhu kerja ideal.
Apabila emisi HC tinggi, menunjukkan ada 3 kemungkinan penyebabnya yaitu CC yang tidak berfungsi, AFR yang tidak tepat (terlalu kaya) atau bensin tidak terbakar dengan sempurna di ruang bakar. Apabila mobil dilengkapi dengan CC, maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap CC denganc ara mengukur perbedaan suhu antara inlet CC dan outletnya. Seharusnya suhu di outlet akan lebih tinggi minimal 10% daripada inletnya.
Apabila CC bekerja dengan normal tapi HC tetap tinggi, maka hal ini menunjukkan gejala bahwa AFR yang tidak tepat atau terjadi misfire. AFR yang terlalu kaya akan menyebabkan emisi HC menjadi tinggi. Ini bias disebabkan antara lain kebocoran fuel pressure regulator, setelan karburator tidak tepat, filter udara yang tersumbat, sensor temperature mesin yang tidak normal dan sebagainya yang dapat membuat AFR terlalu kaya. Injector yang kotor atau fuel pressure yang terlalu rendah dapat membuat butiran bensin menjadi terlalu besar untuk terbakar dengna sempurna dan ini juga akan membuat emisi HC menjadi tinggi. Apapun alasannya, AFR yang terlalu kaya juga akan membuat emisi CO menjadi tinggi dan bahkan menyebabkan outlet dari “Cylinder Cap” mengalami overheat, tetapi CO dan HC yang tinggi juga bisa disebabkan oleh rembasnya pelumas ke ruang bakar.
Apabila hanya HC yang tinggi, maka harus ditelusuri penyebab yang membuat ECU memerintahkan injector untuk menyemprotkan bensin hanya sedikit sehingga AFR terlalu kurus yang menyebabkan terjadinya intermittent misfire. Pada mobil yang masih menggunakan karburator, penyebab misfire antara lain adalah kabel busi yang tidak baik, timing pengapian yang terlalu mundur, kebocoran udara disekitar intake manifold atau mechanical problem yang menyebabkan angka kompresi mesin rendah.
Untuk mobil yang dilengkapi dengan sistem EFI, gejala misfire ini harus segera diatasi karena apabila didiamkan, ECU akan terus menerus berusaha membuat AFR menjadi kaya karena membaca bahwa masih ada oksigen yang tidak terbakar ini. Akibatnya “Cylinder Cap” akan mengalami overheat.

== Emisi Karbon Monoksida (CO) ==
Gas karbonmonoksida adalah gas yang relative tidak stabil dan cenderung bereaksi dengan unsur lain. Karbon monoksida, dapat diubah dengan mudah menjadi CO2 dengan bantuan sedikit oksigen dan panas. Saat mesin bekerja dengan AFR yang tepat, emisi CO pada ujung knalpot berkisar 0.5% sampai 1% untuk mesin yang dilengkapi dengan sistem injeksi atau sekitar 2.5% untuk mesin yang masih menggunakan karburator. Dengan bantuan air injection, maka CO dapat dibuat serendah mungkin mendekati 0%.
Apabila AFR sedikit saja lebih kaya dari angka idealnya (AFR ideal = lambda = 1.00) maka emisi CO akan naik secara drastis. Jadi tingginya angka CO menunjukkan bahwa AFR terlalu kaya dan ini bisa disebabkan antara lain karena masalah di fuel injection system seperti fuel pressure yang terlalu tinggi, sensor suhu mesin yang tidak normal, air filter yang kotor, PCV system yang tidak normal, karburator yang kotor atau setelannya yang tidak tepat.
== Emisi Karbon Dioksida (CO2) ==
Konsentrasi CO2 menunjukkan secara langsung status proses pembakaran di ruang bakar. Semakin tinggi maka semakin baik. Saat AFR berada di angka ideal, emisi CO2 berkisar antara 12% sampai 15%. Apabila AFR terlalu kurus atau terlalu kaya, maka emisi CO2 akan turun secara drastis. Apabila CO2 berada dibawah 12%, maka kita harus melihat emisi lainnya yang menunjukkan apakah AFR terlalu kaya atau terlalu kurus.
Perlu diingat bahwa sumber dari CO2 ini hanya ruang bakar. Apabila CO2 terlalu rendah tapi CO dan HC normal, menunjukkan adanya kebocoran exhaust pipe.
== Oksigen (O2) ==
Konsentrasi dari oksigen di gas buang kendaraan berbanding terbalik dengan konsentrasi CO2. Untuk mendapatkan proses pembakaran yang sempurna, maka kadar oksigen yang masuk ke ruang bakar harus mencukupi untuk setiap molekul hidrokarbon.
Dalam ruang bakar, campuran udara dan bensin dapat terbakar dengan sempurna apabila bentuk dari ruang bakar tersebut melengkung secara sempurna. Kondisi ini memungkinkan molekul bensin dan molekul udara dapat dengan mudah bertemu untuk bereaksi dengan sempurna pada proses pembakaran. Tapi sayangnya, ruang bakar tidak dapat sempurna melengkung dan halus sehingga memungkinkan molekul bensin seolah-olah bersembunyi dari molekul oksigen dan menyebabkan proses pembakaran tidak terjadi dengan sempurna.
Untuk mengurangi emisi HC, maka dibutuhkan sedikit tambahan udara atau oksigen untuk memastikan bahwa semua molekul bensin dapat “bertemu” dengan molekul oksigen untuk bereaksi dengan sempurna. Ini berarti AFR 14,7:1 (lambda = 1.00) sebenarnya merupakan kondisi yang sedikit kurus. Inilah yang menyebabkan oksigen dalam gas buang akan berkisar antara 0.5% sampai 1
Mesin tetap dapat bekerja dengan baik walaupun AFR terlalu kurus bahkan hingga AFR mencapai 16:1. Tapi dalam kondisi seperti ini akan timbul efek lain seperti mesin cenderung knocking, suhu mesin bertambah dan emisi senyawa NOx juga akan meningkat drastis.
Normalnya konsentrasi oksigen di gas buang adalah sekitar 1.2% atau lebih kecil bahkan mungkin 0%. Tapi kita harus berhati-hati apabila konsentrasi oksigen mencapai 0%. Ini menunjukkan bahwa semua oksigen dapat terpakai semua dalam proses pembakaran dan ini dapat berarti bahwa AFR cenderung kaya. Dalam kondisi demikian, rendahnya konsentrasi oksigen akan berbarengan dengan tingginya emisi CO. Apabila konsentrasi oksigen tinggi dapat berarti AFR terlalu kurus tapi juga dapat menunjukkan beberapa hal lain. Apabila dibarengi dengan tingginya CO dan HC bila oksigen terlalu tinggi dan lainnya rendah berarti ada kebocoran di exhaust sytem.
== Emisi senyawa NOx ==
Selain keempat gas diatas, emisi NOx tidak dipentingkan dalam melakukan diagnose terhadap mesin. Senyawa NOx adalah ikatan kimia antara unsur nitrogen dan oksigen. Dalam kondisi normal atmosphere, nitrogen adalah gas inert yang amat stabil yang tidak akan berikatan dengan unsur lain. Tetapi dalam kondisi suhu tinggi dan tekanan tinggi dalam ruang bakar, nitrogen akan memecah ikatannya dan berikatan dengan oksigen.
Senyawa NOx ini sangat tidak stabil dan bila terlepas ke udara bebas, akan berikatan dengan oksigen untuk membentuk NO2. Inilah yang amat berbahaya karena senyawa ini amat beracun dan bila terkena air akan membentuk asam nitrat.
Tingginya konsentrasi senyawa NOx disebabkan karena tingginya konsentrasi oksigen ditambah dengan tingginya suhu ruang bakar. Untuk menjaga agar konsentrasi NOx tidak tinggi maka diperlukan kontrol secara tepat terhadap AFR dan suhu ruang bakar harus dijaga agar tidak terlalu tinggi baik dengan EGR maupun long valve overlap. Normalnya NOx pada saat idle tidak melebihi 100 ppm. Apabila AFR terlalu kurus, timing pengapian yang terlalu tinggi atau sebab lainnya yang menyebabkan suhu ruang bakar meningkat, akan meningkatkan konsentrasi NOx dan ini tidak akan dapat diatasi oleh CC atau sistem EGR yang canggih sekalipun.
Tumpukan kerak karbon yang berada di ruang bakar juga akan meningkatkan kompresi mesin dan dapat menyebabkan timbulnya titik panas yang dapat meningkatkan kadar NOx. Mesin yang sering detonasi juga akan menyebabkan tingginya konsentrasi NOx.
== Catatan Singkat: ==
CO : Carbon Monoxida
CO2 : Carbon Dioxida
HC : Hydro Carbon
NOx : Nitrogen Oxida
O2 : Oxygen
CC : Catalytic Converter

Tips Merencanakan Jenis Kelamin Anak


Kehadiran seorang anak adalah anugerah dan impian setiap keluarga, apalagi jenis kelaminnnya sesuai dengan yang diinginkan orang tuanya. Namun tak semua orang beruntung bisa mendapatkan jenis kelamin bayi sesuai dengan keinginannya. Tapi jangan kuatir, saat ini telah ditemukan metode ilmiahnya. Metode Ilmiah adalah suatu cara yang dipakai oleh para ahli di bidang keilmuannya dalam melakukan suatu kegiatan dan berdasarkan bukti fisik sehingga hasilnya bisa dipertanggungjawabkan. Melanjutukan artikel sebelumnya tentang tips bagaimana menghitung masa subur, berikut ini tipsanda.com akan menyampaikan beberapa metode yang sering dipergunakan dalam merencanakan jenis kelamin anak:
1.Metode Dr. Shettles. Metode Shettles adalah sebuah yang cukup terkenal dalam merencanakan jenis kelamin anak. Metode ini dikembangkan oleh Kadrum B. Shettles pada tahun 1960. Pada tahun 1971, Shettles dan David Rorvik menerbitkan buku yang berjudul “How to Choose The Sex of Your Baby”, yang hingga kini diterbitkan dalam berbagai edisi. Konsepnya adalah pengaturan kondisi asam dan basa untuk Sperma Y (endosperma = pembawa sifat laki-laki) dan Sperma X (gymnosperma = pembawa sifat perempuan). Menurut Metode Shettles, jenis kelamin anak dipengaruhi beberapa faktor: 1) Waktu Berhubungan Intim. Jika menginginkan anak laki-laki, pembuahan harus dilakukan sedekat mungkin dengan masa ovulasi sehingga sperma Y, yang lebih cepat pergerakannya bisa lebih dulu melakukan pembuahan. Sebaliknya jika menginginkan anak perempuan, lakukan hubungan intim 2 sampai 3 hari sebelum ovulasi dan tidak melakukan hubungan intim sesudahnya; 2) Posisi Berhubungan intim. Posisi berhubungan intim erat kaitannya dengan jenis kelamin anak. Penetrasi yang dangkal menyebabkan sperma lebih dekat dengan permukaan vagina, yang kemungkinan besar akan menghasilkan anak perempuan. Hal ini disebabkan karena area vagina bersifat lebih asam sehingga menghambat pergerakan seperma Y yang lemah. Untu membuat sperma Y bisa mencapai sel telur lebih awal, lakukan penetrasi yang dalam agar sperma jauh dari kondisi asam dan lebih dekat ke saluran uterus yang memiliki kondisi basa; 3) Orgasme. Wanita yang mencapai orgasme pada saat berhubungan intim merupakan lingkungan yang menguntungkan bagi sperma Y. Lingkungan vagina menjadi lebih basa, sehingga sperma Y bisa bergerak lebih cepat mencapai sel telur dibandingkan dengan sperma X. Keadaan ini memberikan peluang bagi pasangan suami istri untuk memperoleh anak laki-laki.
2. Metode Ericsson (Metode Inseminasi). Metode Ericsson merupakan sebuah konsep merenanakan jenis kelamin anak menggunakan metode inseminasi. Metode ini dikembangkan oleh Dr. Ronald Erricsson sejak pertengahan tahun 1970. Metode ini paling banyak dipergunakan oleh Klinik kesuburan dan cukup berhasil. Ericsson menyatakan bahwa keefektifan metode ini bisa mencapai 85%, tetapi sebagian ahli mempertanyakan hasilnya. Cara kerja metode ini dibagi menjadi 2, sebagai berikut: 1) Memisahkan kromosom laki-laki dan perempuan ke dalah sebuah tabung albumin berbentuk gel yang mudah larut; 2) Memisahkan sperma melalui proses sentrifugasi. Sperma Y yang lebih ringan akan naik ke atas. Smeentara sperma X yang lebih berat akan tenggelam ke bawah.
3. Metode Akihito. Teori sederhananya adalah jika sperma X membuahi sel telur, maka terbentuklah janin perempuan. Sebaliknya, jika sperma Y yang membuahi sel telur maka terbentuklah janin laki-laki. Untuk memperoleh bayi laki-laki, pembuahan sebaiknya dilakukan pada saat sel telur telah matang dan siap dibuahi (cara mudahnya, lakukan hubungan intim tepat pada saat terjadi ovulasi). Ovulasi atau proses pelepasan sel telur dari indung telur terjadi setiap bulannya di antara 2 siklus menstruasi. Bagi wanita yang memiliki siklus menstruasi 30 hari, maka masa ovulasinya diperkirakan antara hari ke-14 hingga hari ke-16, di antara kedua siklus menstruasi. Misalnya , wanita yang menstruasi pada tanggal 10 Mei dan haid berikutnya pada tanggal 9 juni, maka masa ovulasinya berada antara tanggal 24-26 Juni. Tepatnya, ovulasi selalu terjadi pada 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Jadi, bila Anda menginnginkan bayi laki-laki, dianjurkan untuk melakukan hubungan intim pada tanggal 26 Juni atau setelahnya. Untuk menjaga agar jumlah dan mutu sperma Y maksimal, pria dilarang melakukan hubungan intim dengan istri selama 5 hari menjelang ovulasi ditambah 2 hari selama proses ovulasi.
4. Metode Gradient. Metode Gradient diperkenalkan oleh dr. Potter dari Amerika Serikat. Metode ini merupakan salah satu metode yang paling sederhana dalam teknologi pemilihan jenis kelamin anak. Sel sperma ditampung dan diletakkan di dalam mesin pemusing (centrifuge). Melalui proses pemusingan sel sperma Y akan terpisah dari sperma X yang memiliki bobot lebih berat. Selanjutnya, sel sperma yang dipilih akan digunakan dalam proses inseminasi sederhana (intra uterine insemination). Metode Gradient ini memiliki tingkat keberhasilan yang cukup baik (sekitar 50%) dan biaya yang dibutuhkan juga lebih murah bila dibandingkan dengan metode pemilihan gender yang lain. Metode Gradient lebih banyak berhasil digunakan bila orang tua menginginkan bayi perempuan.
5. Metode Flow Cytometry. Metode Flow Cytometry merupakan sebuah teknik pemisahan sel sperma menggunakan substansi yang berfungsi mewarnai (fluorescent dye) sperma yang mengandung kromosom X. Substansi ini dapat menempel dengan cepat pada sperma X karena kromosom X mengandung materi genetic yang lebih banyak dibandingkan dengan kromosom Y. Selanjutnya, sel sperma X dan Y dipisahkan menggunakan mesin laser. Sel sperma yang dikehendaki kemudian digunakan pada proses pembuahan dengan metode inseminasi sederhana atau bayi tabung. Tingkat keberhasilam teknik ini cukup tinggi, yaitu berkisar antara 60% – 70%.
6. Metode Preimplementasi Genetic Diangnosis (PGD). PGD adalah metode tebaik dalam pemilihan jenis kelamin anak. Metode ini memerlukan prosedur yang rumit. Pertama, embrio dibuat di laboratorium dengan mempertemukan sel sperma dan sel telur, kemudian dianalisa struktur sel dan DNA-nya. Selanjutnya, embrio tersebut akan membelah diri. Setelah itu, 3 sel dari embrio diambil dan dianalisa materi genetic serta DNA-nya. Setelah jenis kelamin embrio tersebut diketahui, embrio dengan jenis kelamin yang diinginkan saja yang kemudian diimplementasikan ke dalam rahim pasien melalui prosedur bayi tabung (in vitro fertilization/IVF). Tingkat keberhasilan metode PGD mendekati sempurna, yaitu mencapai 99%.
7. Metode Kalender Cina. Ternyata di negeri Cina ada metode untuk memprediksi jenis kelamin anak berdasarkan umur ibu dan kapan pembuahan dilakukan. Metode ini telah dikenal sejak 700 tahun yang lalu dan telah dibuktikan ribuan orang serta dipercaya keberhasilannya hampir 99%. Metode Kalender Cina menggunakan sistem table untuk memprediksi jenis kelamin anak yang Anda inginkan. Tabel ini dapat digunakan oleh wanita yang berumur antara 18-45 tahun, tentu saja dengan organ reproduksi yang sehat. Berpedoman pada table ini, Anda dapat memilih kapan waktu yang tepat untuk berhubungan intim sesuai dengan jenis kelamin anak yang diinginkan. Misalnya: 1) Istri Anda berumur 33 tahun. Anda melakukan hubungna intim pada bulan Maret, kemungkinan besar anak yang akan lahir adalah anak laki-laki; 2) Istri Anda berumur 24 tahun, Anda melakukan hubungan intim pada bulan Februari, maka kemungkinan besar anak yang akan lahir adalah perempuan. Sumber

Manfaat Madu Untuk Kesehatan Dan Kecantikan



Jauh sebelum ilmu kedokteran maju seperti sekarang, madu telah dipercaya sebagai salah satu obatmujarab untuk segala macam penyakit. Selain itu, madu juga dipercaya sebagai bahan utama untuk perawatan kecantikan. Namun demikian, tidak semua orang tahu akan manfaat dan khasiat madu, baik untuk kesehatan maupun untuk kecantikan. Oleh karena itu, perkenankan kami memberikan sedikit informasi tentang manfaat madu pada kesempatan kaliini.
1. Manfaat Madu Untuk Kesehatan
- Menjaga kesehatan mata
- Untuk mengobati luka
- Memperkuat sel darah putih
- Menambah kesuburan suami istri
- Penambah tenaga / stamina
- Menstabilkan tekanan darah
- Mengobati anemia
- Mengobati alergi
- Mencegah osteoporosis
- Mencegah infeksi pada luka
- Mengatasi gangguan pernafasan
- Mengatasi sembelit
- Menghilangkan gejala penyakit asma
- Mengatasi gangguan jantung
- Mengatasi radang tenggorokan
- Meningkatkan gairah se-ks
- Dan masih banyak lagi manfaat dan khasiat lainnya…
Untuk mengkonsumsinya, dewasa 2 x 1 sendok makan pagi-sore. Sementara untuk anak-anak, 2 x 1/2 sendok makan pagi-sore.
Catatan: Jika sudah terbiasa, bisa diminum 3 x sehari.
2. Manfaat Madu Untuk Kecantikan
- Mengencangkan wajah (Sebagai masker)
- Menghilangkan bekas jerawat (Dioleskan pada bekas jerawat)
- Sebagai conditioner rambut
- Mengangkat kulit mati (dioleskan)
- Melembutkan dan melembabkan bibir
- Dll…
Manfaat dan khasiat madu diatas akan benar-benar terasa jika yangdigunakan adalah MADU ASLI. Jika madunya palsu atau campuran, tentu hasilnya akan sangat jauh berbeda.