Monday 10 December 2012

Teknologi Yamaha Mio J (Bag.5)


Pakai Rangka Baru


Secara dimensi, Yamaha Mio J memang tidak terlalu jauh beda bila dibandingkan dengan Mio Sporty. Tapi sebenarnya, skubek baru Yamaha yang pakai tag line "It's Magic" ini memiliki rangka baru.

"Semuanya baru bukan hanya mesin dan desain. Tapi rangkanya juga benar-benar baru," jelas M Abidin, Assistant GM Technical, Yamaha Indonesia.

Rangka baru yang digunakan berbeda ketimbang Mio Sporty dan Soul. Terutama di bagian sub frame alias rangka belakang. Mio J ini mengadopsi pipa baja bulat secara keseluruhan. Sedang di generasi Mio yang sudah beredar di Tanah Air, usung bentuk pipa baja kotak.

Lewat ubahan ini, bagasi yang dimiliki J jadi lebih besar ketimbang Mio Sporty. Yaitu, sentuh volume 8,1 liter lebih. Sedang Mio biasa cuma 3,65 liter saja. Tanki bahan bakar juga jadi lebih besar. 

Kini Mio J memiliki panjang total 1.850 mm, lebar 700 mm dan tinggi total 1.050 mm. Tinggi jok ke tanah hanya 745 mm dan memiliki sumbu roda 1.260 mm. Ground clearance-nya 130 mm. 

Dengan rangka baru ini, posisi duduk pengendaranya juga jadi lebih nyaman. Impresi pertama kali saat duduk di atas joknya terasa lega. Selain lebih panjang, juga lebih lebar. Panjangnya kini 791 mm dan lebar 290 mm.

Desain pijakan kakinya juga lebih ergonomis. Luas dek pijakan kaki ini mencapai 1.151 mm persegi. Selain lega, jarak antara cover tulang depan dan cover mesin jadi lebih lebar. Kalau Mio Sporty 135 mm, di Mio J jadi 150 mm.

Bobot keseluruahan motor ini, kini mencapai 92 kilogram untuk versi pelek jari-jari dan 93 kilogram untuk yang mengusung pelek casting wheel.

Satu lagi yang membuat Yamaha Mio J ini berbeda. Yaitu ada pada bobot pelek dan diameter disk brake depan. Pelek Mio J lebih ringan dari Mio Sporty. Pelek depan hanya 2.123 gram dan yang belakang 3.270 gram. Sedang Mio Sporty 2.354 gram dan 3.400 gram.

Diameter diskbrakenya beda 10 mm, jadi 190 mm. Meski lebih kecil tapi secara kemampuan pengereman tetap sama. (motorplus-online.com)

Teknologi Yamaha Mio J (Bag.4)


 CVT Baru Lebih Responsif


Karena pengembangan mesin baru, Yamaha ingin Mio J ini memiliki akselerasi yang lebih responsif sejak bagian bawah hingga menengah. Efek yang mau didapat adalah, performannya responsif dan tetap hemat bahan bakar.

"Dengan karakter yang responsif sejak di putaran bawah jadi lebih hemat bahan bakar karena untuk mulai berjalan engine rpm bisa lebih rendah," ungkap M Abidin, Assistant GM Technical, Yamaha Indonesia. "Tentunya tanpa meninggalkan DNA performa Yamaha yang tetap bertenaga," lanjut pria ramah ini.

Untuk mendapatkan akselerasi yang lebih responsif, sumbu kruk as (puli depan) dan sumbu roda (puli belakang) dbuat lebih pendek. Jika di Mio Sporty berjarak 365 mm, maka di Mio yang baru dilaunching akhir Februari ini menjadi 350 mm. Jadi panjang keseluruhan belt yang diaplikasi jadi 711 mm. Sedang di Mio Sporty, 798 mm. 

Roller pun lebih ringan 1 gram. Dari 10,5 gram jadi 9,5 gram. Gigi rasio juga beda. Mio J, 15/47 mata. Sporty, 13/41 mata. Sedang lebar belt nya 18,5 mm.

Peranti di puli belakang Mio J, berbeda dengan Mio Sporty atau Mio Soul. Seperti halnya kode part yang diaplikasi. Jika di Mio sporty mengadopsi kode part 5TL, maka di Mio injeksi ini kode part yang tertera adalah 54P.

Yang paling kentara, dilihat dari sedikit lebih lebarnya kampas kopling yang dianut Mio J ketimbang Mio Sporty. Oh ya! selain itu, laher puli belakang yang menempel ke rumah CVT juga lebih besar dari generasi Mio terdahulu.

Beralih ke gear transmisi. "Yang baru gearnya lebih besar, kapasitas olinya meningkat jadi 140 ml," beber Abidin. Transmisi yang dilengkapi dengan 4 buah helical gear atau gear yang alurnya miring ini memiliki reduction ratio 9,882. Sedang Mio Sporty hanya 10,123.

Transmisi baru ini memiliki keuntungan pada kenyamanan. Mekanisme ini lebih halus tapi penyaluran tenaga ke roda belakang lebih responsif. (motorplus-online.com)

Teknologi Yamaha Mio J (Bag.3)


Sudah Pakai Roller Rocker Arm!


Yuk melanjutkan beda teknologi Yamaha Mio J, Mio baru yang sudah pakai injeksi. Pada tulisan sebelumnya sudah dikupas tentang sistem injeksi YMJET-FI. Klik di sini dan di sini. Sekarang lanjut ke bagian mesin. 

Mulai dari ruang bakar. Karena mengusung mesin yang benar-benar baru, konstruksi kepala silindernya juga baru. Selain mengaplikasi kompresi tinggi, Mio yang bodinya mencerminkan lekukan S ini juga minim friksi. Terutama di bagian kepala silinder. Pelatuk klep model konvensional ditinggalkan. Gantinya, aplikasi model roller.

Lewat part ini, friksi antara pelatuk dengan kem jadi lebih minim dan usia pakai komponen lebih tinggi. Begitu juga soal getaran, ikut tereduksi. Profil kem, tentu mengikuti karakter pelatuk klep. Efek lainnya, performa engine tetap terjaga. 

Apalagi, skubek ini adopsi diameter payung klep lebih besar ketimbang Mio lainnya. Klep in pakai 26 mm, klep ex 21 mm. Diameter batangnya 5 mm dan memiliki sudut celah klep 26 derajat untuk klep ex dan 24 derajat pada klep in.

Menurut M Abidin, Assistant GM Technical, Yamaha Indonesia, pemakaian klep besar ini juga buat mendukung terciptanya efek turbulensi. Sehingga proses pembakaran menjadi sempurna. Klep lebar ini juga berkaitan dengan sistem injeksi yang diaplikasi.

Kombinasi bore x stroke, yaitu 50 mm x 57,9 mm tetap dipertahankan di Mio J. Mungkin, karena karakter ini cocok dengan jalanan perkotaan yang sarat kemacetan. Tapi, meski konfigurasi sama, bahan blok silinder dan piston yang dipakai beda!

Di Mio J ini, piston mengaplikasi tipe forged piston. Ya, piston tempa yang tahan terhadap kompresi tinggi. Begitu juga bahan slinder bloknya. Memakai bahan DiAsil Cylinder, material ini kuat terhadap gesekan. Sehingga kinerja keduanya saling mendukung. Kompresi tercipta di 9,3 : 1.

Yang menarik, diameter linner yang tersisa masih tergolong lebar. Tersisa 10 mm. So, buat sobat yang tetap ingin melakukan bore up, masih bisa disesaki hingga piston 58 mm. Tentunya, pakai forged piston juga ya. Kan sudah banyak di pasaran! Oh ya, pen piston aplikasi 13 mm. Sehingga bobot keseluruhan piston makin ringan. (motorplus-online.com) 

Teknologi Yamaha Mio J (Bag.2)


Perangkat Utama YMJET-FI


Kerja YMJET-FI (Yamaha Mixture Jet-Fuel Injection) tentunya didukung oleh banyak komponen utama. Beberapa ada yang mengusung teknologi baru, tapi ada juga yang dihilangkan. Penasaran kan?

"Untuk jumlah sensor kita tetap lengkap, tidak ada yang dikurangi," beber M Abidin, Assistant GM Technical, Yamaha Indonesia. Yuk, kita intip satu persatu!
Pompa bensin brushless, lebih kecil tapi tekanan besar

Fuel Pump
Pompa bensin Yamaha Mio J ini lebih kecil ketimbang versi sebelumnya. Keuntungannya kapasitas tangki bensin bisa lebih besar, kini mencapai 4,8 liter. Mengusung teknologi brushless, pompa ini memiliki tekanan lebih besar, yaitu mencapai 324 Kpa.  






Fuel Injector
Lubang injector Mio J memang lebih sedikit bila dibandingkan V-ixion. Hanya ada empat, sedang V-ixion memiliki 6 lubang. 
Injector 4 lubang dan MAQS










MAQS
MAQS adalah singkatan dari Modulated Air Quantity Sensor. Fungsinya menganalisa jumlah udara yang masuk ke dalam intake manifold. Didalamnya terdiri dari TPS (Throttle Position Sensor), IAPS (Intake Air Pressure Sensor) dan IATS (Intake Air Temperature Sensor).



O2 Sensor menjaga emisi tetap baik









O2 Sensor

O2 sensor menjaga gas buang sisa pembakaran agar selalu ideal. Sensor akan membandingkan jumlah O2 dari sisa pembakaran dengan O2 udara luar. Pada Mio J, posisinya ada di lubang exhaust di kepala silinder.

ISC
Idling Speed Control berfungsi menjaga langsam selalu dalam kondisi ideal. Ada di 1.600 rpm. Perangkat ini bekerja secara elektronik diatur oleh ECU (electronic control unit). Sebuah katup di atur buka-tutupnya oleh sebuah plunger yang bergerak dengan bantuan stepping motor.

Crank Angle Sensor

Yang satu ini bertugas memberikan input timing pengapian berdasarkan posisi kruk as. 

Engine Temperatur Sensor
Suhu mesin selalu dipantau lewat komponen ini. Tujuannya memberikan suplai bahan bakar yang sesuai dengan kondisi mesin. 

ECU
Electronic control unit yang menjadi otak sistem injeksi dan pengapian pada Mio J sudah lebih cerdas. Di dalamnya ada memori internal dengan kapasitas 2 gigabytes yang bisa menyimpan kerusakan dan tindakan yang dilakukan setiap ada kerusakan.

Lean Angle Sensor

Sama seperti sistem injeksi Honda, komponen ini juga dihilangkan. Sebenarnya berfungsi untuk mematikan mesin saat motor terjatuh atau terlalu miring. Awalnya karena kekhawatiran ketika terjatuh, gas masih terus terbuka. Gantinya adalah bandul di ujung setang. Saat terjatuh, selongsong gas akan tertahan untuk tidak berputar. Jadi tetap aman! (motorplus-online.com)  

Teknologi Yamaha Mio J (Bag.1)



Di era sekarang yang memerlukan management penggunaan bahan bakar yang lebih efisien, sangat tepat menggunakan teknologi injeksi pada kendaraan bermotor. Kendaraan dituntut efisien bahan bakar akan tetapi tetap mempunyai performa yang mumpuni. Pabrikan kendaraan bermotor, mencari teknologi injeksi yang unggul. 

Teknologi injeksi YMJET-FI (Yamaha Mixture Jet-Fuel Injection) memang sudah dipakai pada beberapa varian Yamaha sejak 2009. Yamaha Fiore jadi yang pertama, tapi ternyata YMJET-FI yang ada di Mio J dan Fiore beda generasi! Penasaran bedanya? Baca terus... 

Kita mulai dari cara kerja YMJET-FI. Pada throttle bodinya, YMJET-FI dirancang memiliki dua katup butterfly. Upstream throttle body atau katup primer terletak di moncong throttle body yang dekat dengan filter udara, sedang downstream throttle body atau katup sekunder mengarah langsung ke intake manifold atau pada YMJET-FI disebut dengan main air passage.  

Kedua katup ini mulai bekerja ketika selongsong gas dibuka. Saat throttle terbuka kurang dari 10 persen maka hanya katup primer yang terbuka. Aliran udara yang masuk ke ruang bakar lewat selang air assist passage tanpa lewat intake manifold. Kondisi ini bertahan sampai putaran mesin 4.000 sampai 5.000 rpm.  

Makin dalam putaran gas dibuka, maka katup sekunder akan mulai terbuka. Dalam kondisi ini aliran udara mulai masuk lewat intake manifold. Sedang kerja selang air assist passage secara perlahan benar-benar berhenti setelah selongsong gas dibuka penuh.

Pada putaran rendah, aliran udara sengaja dipaksa melewati selang air assist passage. Tentunya untuk mendapatkan asupan udara yang efisien. Tidak kebanyakan tapi memiliki tekanan yang lebih besar. 

Apalagi selang air assist passage juga mampu memberikan efek turbulensi dan didukung dengan fuel pump baru dengan tekanan lebih tinggi, mencapai 324 Kpa. Akhirnya kabut bahan bakar jadi lebih halus, pembakaran makin sempurna. Torsi jadi mantab tapi efisiensi bahan bakar didapat. 

Jadi jangan heran kalau putaran bawah Mio J ini terasa lebih responsif. Putaran mesin tidak perlu terlalu tinggi untuk membuat skubek baru Yamaha ini melaju.

Efisiensi pada putaran rendah yang disasar Yamaha ini sesuai dengan cara berkendara normal sehari-hari. ""YMJET-FI sangat efektif di economic zone, yaitu di kecepatan 20 sampai 55 km/jam," ungkap M Abidin, Assistant GM Technical, Yamaha Indonesia.

Lalu dimana bedanya dengan generasi pertama YMJET-FI? Ternyata ada pada posisi selang air assist passage. Pada generasi pertama sejajar dengan injektor. Sedang pada generasi kedua posisinya sedikit digeser dan aliran udaranya ditabrakan ke dinding intake.

"Efeknya aliran turbulensi campuran bahan bakar yang tercipta menjadi lebih baik. Arah aliran dan kabut bahan bakar yang sangat halus menciptakan pembakaran yang lebih ideal," jelas Abidin. Makin efisien deh!

Langsam Diatur Idle Speed Control

Diatas dijelaskan kalau katup primer dan sekunder bekerja mengalirkan udara saat selongsong gas mulai diputar. Padahal saat langsam, kedua katup ini menutup. Nah, pada kondisi seperti ini, aliran udara diatur oleh Idle Speed Control. 

Udara dialirkan melalui selang air assist passage. Perangkat ini menjaga agar saat langsam, putaran mesin tidak lebih dan kurang dari 1.600 rpm.  sumber : (motorplus-online.com)