Tuesday 22 November 2011

City Car Masa Depan



Pameran Tokyo Motor Show 2009 menyingkap lebih banyak masa depan teknologi mobil listrik, seperti tercermin dari Toyota FT-EV II concept car yang diperkenalkakn di pameran ini.
Dengan teknologi baterai baru dan disain radikal yang belum pernah ada sebelumnya, mobil konsep ini menunjukkan bakal seperti apa mobil listrik kelak. Inilah visi Toyota terhadap kendaraan masa depan.
 
FT-EV II sebenarnya penyempurnaan evolusioner dari FT-EV concept yang sudah ditampilkan di 2009 Detroit Auto Show. FT-EV II adalah cikal bakal city car bertenaga listrik masa depan.
FT- EV II lebih kecil dari model Toyota manapun, bahkan dibandingkan micro-car Toyota iQ (mobil empat penumpang terkecil di dunia). Dengan ukuran sekecil itu, FT-EV II masih bisa mengakomodasi empat orang dengan layout tiga plus satu, seperti Toyota iQ. Komposisinya tiga orang dewasa dan satu anak. Jika tidak dipakai, kursi anak juga bisa dirubah fungsinya jadi tempat barang. Kunci efisiensi ruang FT-EV II adalah penataan yang teliti dan berhati-hati soal penempatan baterai dan motor listrik. Hasilnya, ruang depan yang bisa dimanfaatkan untuk kompartemen penumpang.
Pintu geser memudahkan akses keluar masuk. Pintu model ini sangat praktis untuk daerah perkotaan yang memiliki tempat parkir terbatas, dimana jarak antar antar mobil yang diparkir sangat sempit.
Motor listriknya bisa menggerakkan mobil ini hingga 100km/jam dengan kemampuan jelajah hingga 90km. Yang paling mencolok di interiornya adalah absennya roda kemudi, digantikan tongkat kendali mirip yang dipakai pesawatToyota juga mendisain kaca depan yang sangat lebar. Kaca seperti ini, selain memperbaiki daya pandang pengemudi juga penumpang didalamnya merasa lapang.
Menurut Toyota, FT-EV II akan menggunakan baterai yang jauh lebih canggih dari Lithium-ion, baterai terbaik saat ini. Seperti diketahui, Toyota sedang mengembangkan teknologi baterai yang memiliki kemampuan menyimpan energi hingga 10 kali lipat dibandingkan Li-ion namun berat dan dimensinya lebih kecil. Baterai ini diperkirakan bisa diaplikasikan secara massal di mobil listrik dan hybrida pada dekade mendatang.
“Kami mencari sesuatu yang lebih baik dari Lithium-ion baterai,” kata Akihiro Yanaka, project manager untuk mobil-mobil canggih Toyota. Dengan menggunakan baterai lebih canggih itu, ukuran baterai bisa dibuat lebih ringkas, sementara peformanya justru meningkat. Itulah sebabnya Toyota mendisain FT-EV II begitu mungil, bahkan lebih kecil dari FT-EV.
Toyota tidak berhenti pada upaya meningkatkan efisiensi sistem pengerak seperti motor listrik dan baterai. Yataka memaparkan, Toyota juga berupaya meningkatkan efisiensi komponen-komponen lain. Contohnya AC, yang termasuk boros energi. Upaya ini untuk mengurangi beban sumber energi.
”Kami berupaya mendapatkan metode yang lebih efisien untuk menciptakan comfort. Anda tidak perlu memanaskan atau mendinginkan seluruh kompartemen penumpang, bila anda bisa mendinginkan atau memanaskan tubuh penumpangnya saja,” kata Yataka.
.

Perangkat Penerbangan Hebat


Bagaimana seekor ganjurmampu mengepakkan sayapnya 1000 kali per detik? Bagaimana seekor kutu melompat sejauh ratusan kali ukuran tinggi tubuhnya? Mengapa seekor kupu-kupu terbang maju sementara sayapnya mengepak ke atas dan ke bawah?
Lalat adalah satu di antara hewan-hewan yang disebut di dalam Al Qur’an, sebagai satu saja dari banyak satwa yang mengungkap pengetahuan tak terbatas Tuhan kita. Allah Yang Mahakuasa berfirman tentang hal ini dalam ayat ke-73 surat Al Hajj:
Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah. (QS. Al Hajj, 22:73)
   
Otot-otot penerbangan dari banyak serangga seperti capung mengerut sangat kuat akibat rangsangan yang ditimbulkan oleh saraf-saraf yang mengendalikan setiap gerakan mereka
Meskipun telah dilakukan penelitian terkini, walaupun seluruh teknologi telah Allah berikan kepada manusia, amat banyak ciri makhluk hidup yang masih menyimpan sisi-sisi menakjubkannya. Sebagaimana pada segala sesuatu yang telah Allah ciptakan, dalam tubuh seekor lalat memperlihatkan bukti melimpah pengetahuan mahatinggi. Dengan mengkaji seluk beluknya, siapa pun yang berpikir akan mampu sekali lagi merenung di atas kekagumannya yang mendalam kepada Allah dan ketaatan kepadaNya.
Sejumlah penelitian yang telah dilakukan para ilmuwan terhadap perangkat penerbangan lalat dan serangga-serangga kecil lainnya diuraikan di bawah ini. Kesimpulan yang muncul darinya adalah tiada kekuatan acak, coba-coba atau wujud selain Allah yang mampu menciptakan kerumitan seekor serangga sekalipun.
Otot terbang dari banyak serangga seperti belalang dan capung mengerut sangat kuat akibat rangsangan yang ditimbulkan saraf-saraf yang mengendalikan setiap gerakannya. Pada belalang, misalnya, sinyal-sinyal kiriman setiap saraf menyebabkan otot-otot terbang mengerut. Dengan bekerja bergantian, tidak saling berlawanan, dua kelompok otot yang saling melengkapi, yang dinamakan elevator (pengangkat) dan depresor (penurun), memungkinkan sayap-sayap terangkat dan mengepak ke bawah. Belalang mengepakkan sayapnya 12 hingga 15 kali per detik, dan agar dapat terbang serangga-serangga lebih kecil harus mengepakkan sayapnya lebih cepat lagi. Lebah madu, tawon dan lalat mengepakkan sayap 200 hingga 400 kali per detik, dan pada ganjur dan sejumlah serangga merugikan yang berukuran hanya 1 milimeter (0.03 inci), kecepatan ini meningkat ke angka mengejutkan 1000 kali per detik! Sayap-sayap yang mengepak terlalu cepat untuk dapat dilihat mata manusia telah diciptakan dengan rancangan khusus agar dapat melakukan kerja yang terus-menerus semacam ini.
Sebuah saraf mampu mengirim paling banyak 200 sinyal per detik. Lalu bagaimana seekor serangga kecil mampu mengepakkan sayapnya 1000 kali per detik? Penelitian telah membuktikan bahwa pada serangga-serangga ini, tidak terdapat hubungan satu-banding-satu antara sinyal dari saraf dan jumlah kepakan sayap per satuan waktu.
Pada perangkat istimewa ini, yang masing-masing diciptakan tersendiri pada tubuh setiap serangga, tak dijumpai ketidakteraturan sedikit pun. Saraf-sarafnya tidak pernah mengirim sinyal yang salah, dan otot-otot serangga senantiasa menerjemahkannya secara benar.
Pada jenis seperti lalat dan lebah, otot-otot yang memungkinkan terbang bahkan tidak menempel pada pangkal sayap! Sebaliknya, otot-otot ini melekat pada dada melalui pengait yang berperan seperti engsel, sedangkan otot-otot yang mengangkat sayap ke atas melekat pada permukaan atas dan bawah dada. Saat otot-otot ini mengerut, permukaan dada menjadi rata dan menarik pangkal sayap ke bawah. Permukaan samping sayap memberikan peran penyokong sehingga memungkinkan sayap-sayap terangkat. Otot-otot yang menimbulkan gerakan ke bawah tidak melekat langsung pada sayap, tapi bekerja di sepanjang dada. Ketika otot-otot ini mengerut, dada tertarik kembali ke arah berlawanan, dan dengan cara ini sayap tergerakkan ke bawah.
Engsel sayap tersusun atas protein khusus yang dikenal sebagai resilin, yang memiliki kelenturan luar biasa. Karena sifatnya jauh mengungguli karet alami ataupun buatan, para insinyur kimia berupaya membuat tiruan bahan ini, di laboratorium. Saat melentur dan mengerut, resilin mampu menyimpan hampir keseluruhan energi yang dikenakan padanya, dan ketika gaya yang menekannya dihilangkan, resilin mampu mengembalikan keseluruhan energi itu. Alhasil, daya guna (efisiensi) resilin dapat mencapai 96%. Saat sayap terangkat, sekitar 85% energi yang dikeluarkan disimpan untuk saat berikutnya; energi yang sama ini kemudian digunakan kembali dalam gerakan ke bawah yang memberikan daya angkat ke atas dan mendorong sang serangga ke depan. Permukaan dada dan ototnya telah diciptakan dengan rancangan istimewa untuk memungkinkan pengumpulan energi ini. Namun, energi tersebut sesungguhnya disimpan pada engsel yang terdiri atas resilin. Sudah pasti mustahil bagi seekor serangga, dengan usahanya sendiri, melengkapi diri sendiri dengan peralatan luar biasa untuk terbang. Kecerdasan dan kekuatan tak terhingga Allah telah menciptakan resilin istimewa ini pada tubuh serangga.

Lebah madu, tawon dan lalat mengepakkan sayap mereka 200 hingga 400 kali per detik.
Untuk penerbangan yang mulus, gerakan lurus ke atas dan ke bawah saja tidaklah cukup. Agar dapat memunculkan gaya angkat dan gaya dorong, sayap haruslah pula mengubah sudut gerakannya di setiap kepakan. Sayap-sayap serangga memiliki kelenturan berputar yang khas, tergantung jenisnya, yang dimungkinkan oleh apa yang disebut sebagai direct flight muscles (otot-terbang kemudi), disingkat DFM yang menghasilkan gaya-gaya yang diperlukan untuk terbang.
Ketika serangga berupaya naik lebih tinggi di udara, mereka memperbesar sudut sayap mereka dengan mengerutkan otot-otot di antara engsel-engsel sayap ini secara lebih kuat. Rekaman gambar berkecepatan-tinggi dan gerak-terhenti memperlihatkan bahwa selama terbang, sayap-sayap tersebut bergerak mengikuti lintasan lingkar-telur dan untuk setiap kali putaran sayap, sudutnya berubah secara teratur. Perubahan ini disebabkan pergerakan yang senantiasa berubah dari otot-terbang kemudi dan penempelan sayap pada tubuh.
Masalah terbesar yang dihadapi jenis serangga sangat mungil ketika terbang adalah hambatan udara. Bagi mereka, kerapatan udara sangat besar menjadi rintangan yang tidak bisa diremehkan. Selain itu, lapisan penghambat di sekeliling sayap menyebabkan udara melekat pada sayap dan mengurangi kedayagunaan (efisiensi) terbang. Agar dapat mengatasi hambatan udara ini, serangga-serangga seperti Forcipomya, yang lebar sayapnya tak lebih dari 1 milimeter, harus mengepakkan sayap 1000 kali per detik.
Para ilmuwan percaya bahwa secara teori, kecepatan ini pun tidaklah cukup menahan serangga-serangga ini tetap di udara, dan mereka pastilah menggunakan perangkat tambahan lainnya. Pada kenyataannya, Anarsia, sejenis serangga merugikan, menggunakan cara yang dikenal sebagai 'beat and shake' (mengepak dan menggoyang). Ketika sayap-sayapnya mencapai titik tertinggi dalam gerakannya ke atas, sayap-sayap ini saling mengepak dan kemudian membuka ke bawah kembali. Di saat sayap-sayap ini (dengan jaringan pembuluh darahnya) membuka, aliran udara depan membentuk pusaran mengitari sayap-sayap tersebut dan dengan kepakan sayap membantu daya angkat.
Banyak jenis serangga, termasuk belalang, memperhatikan apa yang ditangkap penglihatannya seperti garis kaki langit (horizon) untuk menentukan arah terbang dan tujuan akhirnya. Untuk mengokohkan keseimbangan kedudukannya, lalat telah diciptakan dengan rancangan yang lebih luar biasa lagi. Serangga-serangga ini memiliki hanya sepasang sayap, tapi di sisi belakang masing-masing sayap itu terdapat tonjolan melingkar yang dikenal sebagai halter (pengekang). Meskipun tidak menghasilkan gaya angkat, pengekang ini bergetar bersama sayap-sayap depan. Di saat serangga mengubah arah terbangnya, tonjolan sayap ini mencegahnya menyimpang dari jalur perjalanan.
Seluruh pengetahuan yang dipaparkan di sini dihasilkan dari penelitian terhadap kemahiran terbang tiga atau empat jenis serangga saja. Perlu diketahui bahwa keseluruhan jenis serangga di bumi berjumlah sekitar 10 juta. Dengan mempertimbangkan seluruh jutaan jenis selebihnya ini, beserta keistimewaan tak terhitung yang dimilikinya, seseorang pasti semakin bertambah kekagumannya akan kehebatan Allah yang tak terhingga.
Pemecahan Masalah bagi Gangguan Vena dari Gen Kutu
Para ilmuwan telah berhasil memisahkan gen resilin dari lalat buah dan berhasil membuat salinan protein ini secara alamiah dengan mencangkokkan gen tersebut ke dalam bakteri Escherichia coli.
Dalam penelitian yang dilakukan the Australian Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO), (Organisasi Penelitian Ilmiah dan Industri Persemakmuran Australia), para ilmuwan yang berhasil menemukan gen yang menghasilkan resilin serangga juga menemukan polimer hebat yang mungkin berguna dalam penanganan penyakit pembuluh darah vena. Pengkajian yang berawal di tahun 1960-an, yang dipusatkan pada belalang dan capung padang pasir, merupakan pendorong kuat yang memajukan tahap terpenting ini.
Resilin, yang juga memberikan kutu kemampuan untuk membuat lompatan luar biasa, melengkapi belalang dan capung padang pasir, serta serangga lain keahlian bergerak yang mengejutkan. Berkat zat ini, kutu mampu melompat beratus-ratus kali tinggi tubuhnya sendiri dan sejumlah lalat dapat mengepakkan sayapnya lebih dari 200 kali per detik.


Untuk penerbangan yang mulus, gerakan sayap lurus ke atas dan ke bawah tidaklah cukup. Sayap mesti pula mengubah sudut gerakannya di setiap kepakan. Sayap-sayap serangga memiliki kelenturan-berputar yang istimewa yang diberikan oleh otot-otot pengendali penerbangan.
Protein yang diperoleh dari resilin jauh lebih baik dari produk karet berkualitas tertinggi dalam hal kemampuannya menahan tekanan dan kembali ke bentuk asalnya. Penelitian yang berkelanjutan tentang resilin tiruan menunjukkan bahwa protein tersebut tetap memiliki sifat-sifat ini.
Para ilmuwan menyatakan keyakinannya bahwa polimer yang didapatkan dari pencangkokkan gen-gen serangga dapat diterapkan di aneka bidang yang sangat beragam, dari kedokteran hingga industri. Namun, mungkin yang terpenting dari penerapan ini adalah penanganan penyakit pembuluh darah arteri pada manusia. Oleh karena resilin menyerupai protein elastin pada pembuluh vena manusia, para ilmuwan berharap bahwa penelitian mereka akan memberi vena kelenturan yang terbaharui.
Profesor asal Inggris Roger Greenhalgh menyatakan bahwa “Penelitian [terhadap resilin] tampaknya berada pada tahap paling awal, tapi jika kita dapat mengambil sesuatu yang bagus dari kelenturan kutu tersebut yang bermanfaat bagi manusia, hal itu akan sangat berkesan“1 (Sumber : Harun Yahya)PERANGKAT PENERBANGAN HEBAT

Saturday 19 November 2011

Biofuel dari rumput laut

Biofuel Generasi Kedua, Dari Rumput dan Limbah

Kabarku. Pipa dan tangki stainless steel tersusun rapat dalam kolom setinggi 4lantai di sebuah pilot plant Pusat Penelitian Kimia, Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, Banten. Dalam struktur rumit itu, para peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mengubah kayu, jerami, dan rumput menjadi bahan bakar. "Pilot plant ini bagian dari tren baru dunia dalam menciptakan bioenergi dari bahan nonpangan, menghasilkan pengganti bensin generasi kedua," ujar peneliti bioetanol dari Pusat Penelitian Kimia, LIPI, Yanni Sudiyani, kepada Tempo pekan lalu.

Berbeda dengan bioetanol generasi pertama yang dihasilkan dari pati, misalnya dari tanaman singkong, tebu, atau jagung, yang teknologi prosesnya mudah. Bioetanol generasi kedua berasal dari biomassa limbah pertanian atau kehutanan. Biomassa bahan selulosa atau lignoselulosa memerlukan teknologi yang prosesnya sangat sulit karena perlu perlakuan awal atau pretreatment. Teknologi pengembangan bioetanol yang menjadi campuran bahan bakar premium generasi kedua untuk saat ini masih banyak kendala dan masih terbilang mahal. Pengembangan bioetanol dari tumbuhan ini dipicu oleh krisis energi dunia. Menipisnya cadangan minyak dunia menimbulkan kekhawatiran akan ketersediaan energi.
Data Dewan Energi Nasional (DEN) memperlihatkan selang waktu 2006 hingga 2030, permintaan energi dunia meningkat hingga 45 persen sehingga dibutuhkan sumber energi alternatif selain bahan bakar fosil. Peneliti kemudian melirik etanol sebagai bahan bakar alternatif. Etil alkohol bersifat tak berwarna, sedikit berbau, dan mudah terbakar. Pembakaran etanol menghasilkan uap air dan karbon dioksida dalam jumlah relatif lebih rendah dibanding bahan bakar fosil. Rendahnya emisi karbon etanol membuat bahan bakar ini sebagai alternatif tepat pengganti bahan bakar fosil yang dituding sebagai sumber terbesar gas rumah kaca.
Dalam satu dekade terakhir, Brasil menjadi negara paling gencar menggenjot penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif. Negara yang memproduksi seperempat suplai gula global ini menjadi contoh bagaimana bioetanol dari tebu bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan energi manusia.

Sayangnya, energi alternatif ini terhambat masalah harga. Bahan baku pembuatan bioetanol umumnya berasal dari gandum, jagung, tebu, dan kentang yang menjadi sumber utama pangan dunia. Lonjakan harga komoditas ini membuat bioetanol tak ekonomis lagi. Lignoselulosa yang berasal dari limbah berbagai tanaman pangan, berupa kayu, jerami, dan rumput, dianggap sebagai alternatif bahan baku bioenergi yang paling potensial. Dalam beberapa tahun terakhir, LIPI meneliti pemanfaatan lignoselulosa sebagai bahan baku pembuatan etanol.

Limbah rumput dan jerami kering serta kayu umumnya mengandung biomassa lignoselulosa, yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Pada tumbuhan, kandungan lignoselulosa mencapai 90 persen total biomassa. Untuk memanfaatkan biomassa ini, para peneliti LIPI harus memisahkan lignin atau zat kayu yang merupakan zat pengikat senyawa lain pada tanaman. Kandungan lignin bisa mencapai 15-30 persen. Proses delignifikasi inilah yang membuat pengolahan lignoselulosa berbeda dengan bioenergi yang bersumber dari pangan.

Setelah lignin dipisahkan, selulosa dan hemiselulosa bisa difermentasi menjadi zat gula yang kemudian diubah menjadi etanol. "Ada perlakuan awal khusus untuk memisahkan lignin dari selulosa dan hemiselulosa agar menghasilkan glukosa," kata Yanni. Perlakuan awal dimulai dengan proses pencacahan bahan baku rumput, pelepah daun, dan jerami. Proses fisik ini dilakukan berulang-ulang sehingga bahan baku berubah menjadi bagian-bagian kecil.

Material yang telah halus tersebut diberi perlakuan kimia dengan asam atau basa. Bubur material dimasukkan ke dalam mesin hidrolisis agar lignin terpisah dari selulosa dan hemiselulosa. Pemisahan ini merupakan proses yang sulit mengingat struktur selulosa dan hemiselulosa terikat kuat dengan lignin.

Tahap berikutnya adalah hidrolisis enzimatis. Selulosa dan hemiselulosa dimasukkan ke dalam reaktor untuk mengambil sari patinya, gula-selulosa yang mengandung gula karbon 6 (C6) atau gula karbon 5 (C5), seperti xylose. Untuk memecah gula tersebut, diperlukan dua spesies bakteri berbeda, yaitu bakteri ragi (Sacharomyces cerevisae) untuk C5 dan bakteri coli, Pichia sp, untuk C6. Glukosa hasil fermentasi ini selanjutnya diubah menjadi etanol menggunakan proses yang sama dengan pengolahan bahan bakar nabati dari zat pati yang berasal dari bahan pangan.

Menurut Yanni, LIPI pernah menguji bahan baku tandan kosong kelapa sawit untuk menghasilkan etanol. Proses dalam skala laboratorium menunjukkan 1 ton limbah padat ini bisa menghasilkan 151 liter etanol. Bahan bakar dalam jumlah besar ini, kata dia, sangat potensial dikembangkan di Indonesia, mengingat negara ini menjadi salah satu penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Tak hanya kelapa sawit, biomassa lignoselulosa lainnya juga bisa diperoleh dari tanaman-tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia.

Jerami sebagai limbah tanaman padi juga bisa diolah menjadi etanol. Demikian pula limbah kayu hutan, yang bisa diolah menjadi energi hijau.
"Perlakuan awal khusus ini membuat harga bioetanol generasi kedua relatif lebih mahal," kata Yanni. "Namun, ongkos ini bisa ditebus ketika bahan bakar fosil semakin langka."
Haznan Abimayu, peneliti Puslit Kimia LIPI, mengatakan aneka pilihan sumber bahan baku energi terbarukan belum termanfaatkan di Indonesia. Sebut saja sisa merang atau batang padi dan ampas tebu. Dua limbah industri pertanian ini mencapai 230 juta ton setiap tahunnya. Jumlah ini bisa dikonversikan menjadi 17,618 miliar liter bioetanol.
Potensi lain berasal dari tanaman aren. Haznan memperkirakan produksi aren di Indonesia bisa dikonversi menjadi 11,7 miliar liter bioetanol setiap tahun. Begitu pula tanaman singkong, yang bisa menghasilkan 180 liter bioetanol untuk setiap hektare lahan per tahun.
"Selain berpotensi besar, tanaman-tanaman tersebut tidak dikonsumsi manusia sehingga pengolahannya tak akan mengganggu stok dan harga pangan nasional," ujar Haznan.
Biofuel dari rumput laut (http://www.lipi.go.id/)

Friday 18 November 2011

Trik Pilih Mobkas Matik



Trik Pilih Mobkas Matik

Setidaknya 10 tahun silam, prospek mobkas bertransmisi otomatis tidak terlalu menggembirakan. Harga jualnya, tidak lebih baik dibanding transporter bertransmisi manual. Atau bisa dipastikan lebih murah dibanding varian manual dengan merek, tipe, dan tahun yang sama.
Namun kondisi saat ini sudah berubah. Kini mobkas matik justru menjadi primadona para pemburu di bisnis ini. Untuk tahun produksi di bawah 5 tahun, harganya cukup kuat dibanding varian manual.
“Selisihnya Rp 6-8 juta dibanding dengan manual untuk merek dan tahun yang sama. Untuk konsumen perkotaan, tipe matik dan tahun muda menjadi favorit,” ujar Ivan Handoyo dari gerai Abadi Jaya Motor di ITC Mangga Dua, Jakarta.
Jelas ini merupakan banderol yang relatif kuat, jika dibanding dalam kondisi barunya. Varian manual dan matik biasanya terpaut selisihRp 10-12 juta.
Bisa jadi, pemahaman perawatan mobil matik sudah mulai tersosialisasi. Anggapan bahwa perawatan mahal serta ketidaktahuan konsumen mulai terkikis.

MODAL BERBURU
Jika berminat membeli mobkas matik, ada beberapa tips dan trik yang mesti diperhatikan sebelum Anda memboyong mobil nyaman ini. Setidaknya pemahaman serta memperbanyak pengetahuan tentang mobil bertransmisi otomatis menjadi modal awal.
“Kalau bisa cari mobil matik di bawah 5 tahun. Periksa seksama bagian mesin dan transmisi untuk memastikan performa mobil masih maksimal,” papar Parman Suanda, Service Manager Plaza Toyota Cabang Tendean, Jakarta.
Segera periksa komponen yang krusial untuk mobil matik. Mulai dari kebocoran hingga pemeriksaan oli ATF. Periksa rutinitas perawatan berkala termasuk penggantian oli ATF hingga pemeriksaan transmisi.
Selain itu, lihat secara kasat mata, hingga mobil diangkat dengan car lift untuk memeriksa badan transmisi dari kolong. Periksa kebocoran paking atau gasket transmisi. Hal ini bisa dilakukan dengan mendeteksi lelehan oli di badan transmisi.
Volume oli ATF juga harus sesuai dengan kebutuhan dan batas toleransi. Periksa melalui dipstick dalam kondisi dingin (cool) dan panas (hot). Kekurangan oli ATF dapat menimbulkan kerusakan pada transmisi.
Deteksi bunyi sesaat tuas perseneling dipindahkan ke posisi ‘D’ (Drive). Bila mesin menderum keras tidak seperti umumnya, potensi kerusakan pada bagian jerohan.
Pindahkan tuas ke posisi ‘D’ sambil tetap menginjak pedal rem. Rasakan serta dengar suaranya. Lepas secara perlahan pedal rem dan biarkan mobil melaju perlahan. Bila masih oke, lanjutkan langkah berikutnya.
Lakukan test drive. Coba Anda pindahkan tuas ke posisi ‘R’ (Reverse) alias mundur. Kalau terasa ada suara aneh seperti gemeretak, potensi kerusakan transmisinya cukup besar. Jangan ambil risiko untuk membelinya, sebaiknya segera memilih mobil lainnya.
Bila Anda yakin, mobil incaran di atas masih bugar, segera beranjak ke soal harga. Bila terjadi deal, mobil matik dengan performa maksimal segera beraksi dalam genggaman kemudi Anda.

Kuras girboks matik 

Sehebat apapun strategi yang disodorkan saat memboyong mobil matik, tetap saja langkah preventif tetap perlu dilakukan. Salah satunya adalah mengganti oli transmisi.
Untuk menganti pelumas transmisi, ada dua cara yang dapat dilakukan. Pertama, hanya membuangoli yang berada di bak penampungan. Kedua, menguras oli dengan cara memanfaatkan sirkulasi oli.
“Dalam kondisi kosong, transmisi matik memerlukan sekitar 10 liter oli. Tapi bila hanya membuang oli yang berada di bak penampungan, jumlahnya sekitar 3-4 liter,” terang Iwan Abdurahman, Section Head Technical Dept. PT Toyota-Astra Motor.
Bila menggunakan cara kedua, maka kebutuhan pelumas akan semakin banyak. Sebab dengan memanfaatkan sirkulasi pelumas, otomatis akan ada oli yang terbuang percuma. Bila kapasitas oli transmisi 10 liter, maka kebutuhan oli akan bertambah sekitar 2 liter.
Sekilas cara kedua terlihat benar. Namun dengan memanfaatkan sirkulasi ini, kotoran yang terdapat di bak penampungan akan terdorong masuk ke dalam filter sehingga kemungkinan tersumbat kian besar. Apesnya, mayoritas transmisi matik tidak menempatkan filter di sisi luar.
“Sebaiknya menguras oli transmisi matik menggunakan mesin kuras oli yang memiliki fitur back wash. Jadi sirkulasi dapat dibalik untuk mengeluarkan kotoran yang tersangkut di filter,” terang Tjahja Tandjung, pemilik gerai Toda.


Nicotine as a Gateway Drug
ScienceDaily (Nov. 2, 2011) — A landmark study in mice identifies a biological mechanism that could help explain how tobacco products could act as gateway drugs, increasing a person's future likelihood of abusing cocaine and perhaps other drugs as well, according to the National Institute on Drug Abuse (NIDA), part of the National Institutes of Health. The study is the first to show that nicotine might prime the brain to enhance the behavioral effects of cocaine.

The gateway drug model is based upon epidemiological evidence that most illicit drug users report use of tobacco products or alcohol prior to illicit drug use. This model has generated significant controversy over the years, mostly relating to whether prior drug exposure (to nicotine, alcohol or marijuana) is causally related to later drug use. Before now, studies have not been able to show a biological mechanism by which nicotine exposure could increase vulnerability to illicit drug use.
In the current study, by researchers at Columbia University, New York City, and published in Science Translational Medicine, mice exposed to nicotine in their drinking water for at least seven days showed an increased response to cocaine. This priming effect depended on a previously unrecognized effect of nicotine on gene expression, in which nicotine changes the structure of the tightly packaged DNA molecule, reprograms the expression pattern of specific genes, in particular the FosB gene that has been related to addiction, and ultimately alters the behavioral response to cocaine.
To examine whether the results from this study paralleled findings in humans, the researchers reexamined statistics from the 2003 National Epidemiological Study of Alcohol Related Consequences to explore the relationship between onset of nicotine use and degree of cocaine dependence. They found that the rate of cocaine dependence was higher among cocaine users who smoked prior to starting cocaine compared to those who tried cocaine prior to smoking.
These findings in mice suggest that if nicotine has similar effects in humans, effective smoking prevention efforts would not only prevent the negative health consequences associated with smoking but could also decrease the risk of progression and addiction to cocaine and possibly other illicit drug use. In the meantime, this mouse model provides a new mechanism to study the gateway theory from a biological perspective.
"Now that we have a mouse model of the actions of nicotine as a gateway drug this will allow us to explore the molecular mechanisms by which alcohol and marijuana might act as gateway drugs," said Eric Kandel, M.D., of Columbia University Medical Center and a senior author of the study. "In particular, we would be interested in knowing if there is a single, common mechanism for all gateway drugs or if each drug utilizes a distinct mechanism."
For more information on nicotine and cocaine, go towww.drugabuse.gov/drugpages/nicotine.html andwww.drugabuse.gov/drugpages/cocaine.html.
http://www.sciencedaily.com/releases/2011/11/111102161259.htmNicotine as a Gateway Drug

Sunday 30 January 2011

Human eyes and camera

Pixiq has a great write up on the similarities and differences between the human eye and a camera. Apparently, we're the same in image focusing and light adjustment but different in lens focus and sensitivity to light. What else?What's the Difference Between the Human Eye and a Camera?
Pixiq's breakdown gets even more interesting when they explain how cameras work like our eyes. The cornea acts like a lens, the iris and pupil act like the aperture of a camera and the retina is like the imaging sensor of a digital camera.
There's much more interesting tidbits in their piece and I suggest you skim it all, you might even find out what the ISO of a human eye is. [Gizmodo.com]

keajaiban angka

Ternyata angka atau bilangan dengan menggunakan bahasa Indonesia memiliki struktur atau pola yang unik dan mungkin tidak akan ditemukan di bangsa lain. Hanya di Indonesia.

Setiap bangsa, negara dan daerah pasti memiliki penyebutan sendiri untuk angka-angka dari satu, dua sampai dengan sepuluh. Misalnya angka tiga kita menyebutnya di Indonesia tapi di negara lain ada yang menyebutnya tri, three, san, tolu dan lain sebagainya.
Bahkan bila ada yang masih ingat angka-angka tersebut dalam bahasa daerah teman-teman masing-masing dari satu sampai sepuluh maka kadang ada angka yang penyebutannya sama dan ada pula yang berbeda dengan Bahasa Indonesia. Mungkin tergantung dari enaknya di lidah atau di telinga.
Langsung saja. Di sini saya bukan mengajarkan Anda berhitung tapi coba perhatikan deretan angka-angka di bawah ini.
1 = Satu
2 = Dua
3 = Tiga
4 = Empat
5 = Lima
6 = Enam
7 = Tujuh
8 = Delapan
9 = Sembilan

Ternyata setiap bilangan mempunyai saudara ditandai dengan huruf awal yang sama. Bila kedua saudara ini dijumlahkan angkanya, maka hasilnya pasti sepuluh. Contohnya Satu dan Sembilan. Mempunyai huruf awal yaitu S dan bila djiumlahkan satu dan sembilan hasilnya adalah sepuluh.
Begitu juga dengan Dua dan Delapan, Tiga dan Tujuh kemudian Empat dan Enam. Terurut sampai dengan angka Lima. Lima dijumlah dengan dirinya sendiri juga hasilnya sepuluh.
Tidak sampai di situ, ternyata huruf awalnya juga punya peranan penting terbentuknya bilangan itu. Misalnya Satu dan Sembilan sama-sama huruf awalnya adalah S yang secara kebetulan berada pada urutan 19 dalam alpabet. Bila angka satu dan sembilan dijumlahkan kemudian dibagi dua untuk mencari rata-ratanya maka hasilnya adalah 5. Bentuk angka 5 sangat identik dengan huruf S. Yang pernah membaca Matematika Alam Semesta, perlu ditambahkan bahwa 19 adalah angka TUHAN.
Kemudian Dua dan Delapan. Huruf awalnya adalah D yang urutan keempat. Bila delapan dibagi dua maka hasilnya adalah empat (pembenaran).
Selanjutnya Empat dan Enam. Huruf awalnya adalah E yang urutan kelima. Lima berada diantara Empat dan Enam (pembenaran lagi).
Sedangkan angka Lima huruf awalnya adalah L. Dimana L digunakan untuk simbol angka lima puluh dalam perhitungan Romawi (pembenaran yang masih nyambung).
Lalu bagaimana dengan Tiga dan Tujuh? Ternyata susah cari pembenarannya. Ditambah, dikurang, dibagi dan dikali ternyata belum juga ketemu. Tiga dikali tujuh hasilnya 21, kurang satu angka dengan huruf T yang urutan ke 20. Tapi simbol V digunakan untuk menunjukkan angka tujuh dalam perhitungan Arabic. Dan V diurutan ke-22.
Ternyata, tidak pakai matematika. Cukup ditulis saja di kertas kosong kemudian pasti bisa ketemu hubungannya. Coba tulis huruf T kecil (t) di sebuah kertas. Kemudian putar kertasnya 180 derajat maka kamu bisa lihat angka tujuh dengan jelas. Lalu bagaimana dengan angka tiga? Juga sama. Tulis huruf T besar di kertas pakai font Times New Roman kemudian putar 90 derajat ke kanan searah jarum jam. Tada…. Kamu pasti bisa lihat angka tiga dengan jelas. Tapi sedikit mancung. (pembenaran yang juga dipaksakan sekali).
Pola unik ini mungkin hanya bisa ditemukan di Indonesia. Lalu bagaimana dengan di Malaysia yang juga memakai bahasa yang sama? Ternyata di Malaysia angka 8 tidak disebut sebagai Delapan tapi Lapan. Jadi pola ini hanya milik Indonesia. Jangan sampai diklaim juga sama mereka.(http://www.forumsains.com/artikel/keajaiban-angka-kita-1-10/)

Saturday 30 October 2010

Bikin Aplikasi Portabel


Aplikasi portabel menjadi solusi praktis buat kamu yang sering menggunakan PC, karena tak perlu lagi membawa notebook ke mana-mana. Cukup tenteng saja dokumen penting dan bawa program yang biasa dipakai. Semuanya dapat disimpan di dalam USB flash drive atau hard disk portabel.
Ketika sampai di tempat tujuan, entah itu kantor, tempat presentasi, atau warnet, kamu tak perlu risau jika komputer yang akan digunakan tak memiliki software yang dibutuhkan. Tinggal colok portable drive, maka segala urusan jadi lancar. Aplikasi jenis ini pun tak menyedot ruang hard disk karena ukurannya yang mungil.
Masalahnya, ada kalanya aplikasi portabel yang kamu butuhkan tak tersedia di jagat maya. Jika kondisinya seperti ini, kamu bisa mengubahnya menjadi versi “tenteng” secara mandiri.
Mudah dengan Portable Application Creator
Banyak cara untuk membuat aplikasi portabel sendiri. Salah satunya adalah dengan menggunakan aplikasi Portable Application Creator – 0.972 Beta (dari www.jonnyfartypants.com atau unduh langsung di http://www.megaupload.com/?d=FDYXE8SP).
Aplikasi ini dapat membantu kamu untuk menginstal sebuah aplikasi ke dalam USB flash disk dan menjadikannya portabel alias dapat digunakan di komputer mana saja tanpa perlu diinstal lagi. Begini caranya:
1.      Unduh dulu file tersebut, lalu ekstrak ke hard disk. Selanjutnya, pastikan flash disk yang dipakai untuk instalasi aplikasi sudah tercolok ke port USB di PC. Lalu buka folder hasil ekstraksi tadi.
2.      Klik-dobel file “PAC Compiler.exe” hingga boks dialog “PAC Compiler” muncul. Aplikasi ini akan mencari aplikasi AutoIt.exe di hard disk. Jika tidak ada, aplikasi akan menawarkan diri untuk mengunduhnya dari internet. Klik [Yes]. Tunggui hingga aplikasi terunduh seluruhnya. Jika sudah, klik [Done].
3.      File “PAC Compiler.exe” akan berubah menjadi “Portable App Creator.exe”. Klik dobel file tersebut. Pada boks dialog “Portable App Creator”, pilih drive flash disk Anda di “Portable device located at drive”.

4.      Klik [Next]. Klik [Browse...], lalu cari file installer dari software yang akan dijadikan portabel. Klik file installer berekstensi .exe, lalu pilih [Open]. Di sini, PCplus menggunakan file installer aplikasi CC Cleaner. Klik [Next].

5.      Sekarang kamu bakal dihadapkan pada wizard instalasi. Klik [Take 1st Shot]. Jika proses tuntas, klik [Install Applications]. Di proses ini, aplikasi yang akan dijadikan portabel akan diinstal.

6.      Pastikan kamu memilih direktori flash drive  sebagai “Destination Folder” saat penginstalan. Jika tidak, aplikasi tak akan terinstal ke flash drive. Ikuti proses instalasi hingga tuntas. Tutup wizard penginstalan, lalu kembali ke wizard di “Portable App Creator”.

7.      Klik [Get Shortcut Info]. Tentukan file aplikasi yang telah terinstal di flash drive pada kotak “Get the location of application to run” dengan mengklik [Browse] > [Open]. Tentukan lokasi shortcut aplikasi tersebut di “Get the location for the launcher”. Klik [Next]. Klik [Open/Close] untuk mengetes aplikasi. Jika berhasil berjalan, tutup jendela aplikasi.

8.      Klik [Take 2nd Shot], dilanjutkan dengan [Process Shots]. Jika sudah selesai, klik tombol [Next]. Tunggu lagi hingga muncul tombol [Done]. Klik tombol tersebut. Kini aplikasi telah sukses terinstal di flash drive dan bisa dipakai kapan saja dan di komputer (Windows) mana saja.
Memanfaatkan Universal Extractor & WinRAR
Selain cara di atas, kamu juga bisa menggunakan software Universal Extractor (yang bisa diunduh dari http://legroom.net/software/uniextract#download dengan ukuran file 4,98MB) dan software kompresi WinRAR (versi trial-nya bisa diunduh dari www.rarlab.com). Aplikasi yang hendak dijadikan portabel harus berupa installer file, berekstensi EXE, bukan program yang telah diinstal ke PC atau format lain. Mari kita mulai.
1.      Unduh dan instal Universal Extractor dan WinRAR ke PC. Buka Windows Explorer. Siapkan installer program yang hendak dijadikan aplikasi portabel.
2.      Simpan dalam folder tersendiri supaya mudah. Sebagai contoh, PCplus menggunakan installer file Mozilla Firefox. Klik-kanan file installer tersebut, lalu pilih [UniExtract to Subdir].
3.      Tunggu beberapa saat hingga proses ekstraksi, yang ditunjukkan dengan munculnya boks Command Prompt.
4.      Jika sebelumnya muncul boks konfirmasi berisi pilihan mode ekstraksi, pilih opsi paling atas, lalu klik [OK]. Hasil setelah proses ekstraksi adalah sebuah folder dengan nama yang sama dengan file installer.
5.      Buka folder hasil ekstraksi dengan mengklik-dobelnya. Jika banyak berisi pilihan folder, carilah folder yang berisi file aplikasi berekstensi EXE.
6.      Pada Mozilla Firefox, file aplikasi tersebut bernama “firefox.exe” dan berada pada folder “nonlocalized”. Seleksi semua isi folder tersebut dengan menekan [Ctrl] + [A], lalu klik-kanan mouse dan pilih [Add to archive…] untuk mengompresi data via WinRAR.
7.      Pada boks WinRAR yang tampil, isikan nama file aplikasi portabel pada “Archive name”. Klik [Create SFX archive]. Pada menu “Compression method”, pilih [Best]. Selanjutnya, klik [Advanced] dilanjutkan dengan mengklik tombol [SFX Options…].
8.      Pada tab “General”, isikan boks isian “Run after extraction” dengan nama file aplikasi berekstensi EXE yang Anda temukan di Langkah 3. Untuk Firefox di sini, PCplus mengisinya dengan firefox.exe.
9.      Klik tab [Modes], lalu pilih [Unpack to temporary folder]. Klik [Hide all] pada “Silent mode”, dan [Overwrite all files] pada “Overwrite mode”. Klik [OK], dan klik [OK] lagi pada boks dialog Archive name and parameter. Tunggu beberapa saat hingga proses kompresi selesai.
10.  Kini di folder yang kamu kelola akan muncul file baru berekstensi EXE dengan nama yang sesuai dengan yang telah dimasukkan pada Langkah 4.
11.  Nah, aplikasi kamu kini telah menjadi portabel. Tinggal memasukkan file EXE tersebut ke dalam flash drive dan menjalankannya langsung di komputer mana saja, dengan mengklik-dobel file aplikasi portabel tersebut.(sumber : Yuliandi Kusuma, (Tabloid PCplus edisi 345))

TV Makers Sell Solar-Powered Remotes


Why Don't More TV Makers Sell Solar-Powered Remotes?
Endar-3    Fair enough, if your lounge is continually cloaked in darkness only heavy curtains and a thirst for home cinema can provide. But most lounges should have enough natural light to charge a solar TV remote, like this stylish Philips number.
While it won't be sold outside of Europe (it comes bundled with their Econova LED TV, which consumes 40W of power when in its eco-friendly mode), I'm mad keen on the design. The picture suggests it slides, but that's actually just a clever image layering the top and bottom on each other.
The control (and TV) go on sale in November for £1199 in the UK (£$1,910), but hopefully it will inspire other manufacturers to do something in the solar-powered remote field.
I don't have to remind you how painful it is prising yourself from a comfy sofa, just to change the channel because the batteries have died. After half an hour of blowing on the batteries, rubbing them between two palms, and switching them around, obviously. I'm sure you all know my pain (Gizmodo.com)

Wednesday 6 October 2010

Right Now a Computer Is Reading The Internet, Teaching Itself Language


Right Now a Computer Is Reading The Internet, Teaching Itself Language
Endra-3  In a basement at Carnegie Mellon University, a computer is reading the web. It's been doing so for nearly nine months, teaching itself the complexities and nuances of the English language. And the smarter it gets, the faster it learns.
That computer is NELL, the Never-Ending Language Learning system, and it's the star of a project involving researchers from Carnegie Mellon, supercomputers from Yahoo!, and grants from Google and DARPA. The project's aim is an elusive but important one: to design a machine that can figure out the subtleties of language all on its own. As Tom Mitchell, chairman of the school's machine learning department explains, "we still don't have a computer that can learn as humans do, cumulatively, over the long term." NELL would be the first that does so.
The system trawls hundreds of millions of web pages, collecting facts and sorting them into one of 280 categories, classifications like cities, plants, or actors. It has learned nearly 400,000 such facts to date, with 87% accuracy. NELL also currently knows some 280 relations, pieces of language that connect two facts together. NELL probably knows that James Franco (actor) lives in (relation) New York City (city). And the more NELL learns, the faster and more efficient it gets at teaching itself:
Its tools include programs that extract and classify text phrases from the Web, programs that look for patterns and correlations, and programs that learn rules. For example, when the computer system reads the phrase "Pikes Peak," it studies the structure - two words, each beginning with a capital letter, and the last word is Peak. That structure alone might make it probable that Pikes Peak is a mountain. But NELL also reads in several ways. It will mine for text phrases that surround Pikes Peak and similar noun phrases repeatedly. For example, "I climbed XXX."
NELL, Dr. Mitchell explains, is designed to be able to grapple with words in different contexts, by deploying a hierarchy of rules to resolve ambiguity. This kind of nuanced judgment tends to flummox computers. "But as it turns out, a system like this works much better if you force it to learn many things, hundreds at once," he said.
There are some instances in which an autodidactic computer can get off track. At one point, NELL sorted "internet cookies" into its "baked goods" category. That resulted in associated terms like "computer files" being labeled as baked goods, too. In these cases, Dr. Mitchell and his team correct the error and put NELL back on course. But he points out that no human learns completely on his own, either.
So what's it all for? Well, a computer that understood language like a human could answer search queries not with links but with real answers. Personal computers could be operated simply by telling them what to do. And computerized assistants could understand requests like "go get me a sub sandwich" and not waste their time looking for a sandwich shop that was located in a submarine. Too bad! That'd be funny. [Gizmodo.com]

Friday 1 October 2010

New technology cells

New technology that captures "exciton" particles could replace today's solar cells
Endra-3. Even the most efficient solar cell loses a lot of energy in the form of wasted heat. But the electron-like particles that photons emit as they enter the cells could be turned into electrical energy, solving the heat loss problem.
When photons, the particles of light, enter solar cells, they can create a quasiparticle known as an exciton. The exciton is a combination of an electron and an electron hole. What's an electron hole? It's basically the complete opposite of an electron, but it's not an anti-electron. It's not matter, it's not antimatter, it's not really anything at all - it's just a place where an electron should be but isn't.
That may not sound all that important, but it's possible for an electron and a hole to attract each other and combine into an exciton. When that happens in solar cells, it's responsible for the heat energy that current goes wasted. The trick to reducing the heat loss is to capture as many electrons as possible before they dissipate, because those electrons can then be diverted onto a current and used for electrical energy.
Now researchers at the University of Wyoming and Colorado State have managed to do just that. They coupled together light-absorbing lead sulfide particles with electrodes made from titanium dioxide. They found that the current produced in this system contained excitons, and they were able to collect several excitons from a single photon before the particles started to break down again into their constituent parts.
This offers a chance for solar cells to trap excitons in a similar way. As long as the cells are coupled with the appropriate electrodes, they too can capture these quasiparticles before they degrade, which means they would save most of the heat and hang onto it as useful energy. It would greatly improve the efficiency of solar cells, all without even having to do anything to the basic photon capture technology. (Gizmodo.com)

Mobil Sport Listrik Jaguar C-X75

Jaguar
Jaguar C-X75 dapat berakselerasi 0 - 100 km/jam dalam 3,4 detik
Memperingati 75 tahun kejayaan desain Jaguar, pabrikan Inggris ini memperkenalkan konsep mobil sport listrik berpenggerak empat roda, C-X75 di ajang Paris Motor Show. Empat motor listrik bertenaga 195 PS di masing-masing roda menghasilkan tenaga puncak 780 PS yang dapat membawanya berlari hingga 330 km/jam. Torsi puncak mencapai 1.600 Nm memberi kemampuan berakselerasi 0 - 100 km/jam dalam 3,4 detik dan 80 - 145 km/jam hanya butuh 2,3 detik.

Dengan baterai lithium-ion 19,6 kWh yang terisi penuh, C-X75 dapat menempuh jarak 110 km dengan tenaga listriknya saja. Selain itu, ada dua mesin turbin-gas mikro bertenaga total 188 PS yang dapat berputar hingga 80.000 rpm, berfungsi sebagai generator penghasil listrik untuk mengisi ulang baterai. Hasilnya, jarak tempuh dapat bertambah hingga 900 km lagi.

Performanya didukung konstruksi bodi aluminium. Bobot yang hanya 1.350 kg memberi rasio tenaga terhadap bobot hingga 578 PS/ton sehingga menghasilkan performa istimewa. Selain itu, aluminium merupakan salah satu material logam paling mudah didaur ulang, sehingga C-X75 menjadi sangat ramah lingkungan.

Soal efisiensi didapat dari desain tubuh yang aerodinamis. Gril depan dan lubang ventilasi pendingin rem hanya dapat terbuka saat dibutuhkan. Diffuser berbahan serat karbon yang mengatur aliran udara di kolong mobil memiliki sayap aktif yang dapat turun secara otomatis seiring meningkatnya kecepatan sehingga menghasilkan gaya tekan lebih baik. Alhasil, pengendalian mobil menjadi lebih hebat.

Hal unik di dalam kabin, posisi kursi layaknya mobil balap single-seater. Yang justru bisa diatur adalah posisi sistem kemudi berikut panel instrumen dan pedal-pedal agar sesuai dengan posisi duduk pengemudi. Panel instrumennya menggunakan layar TFT beresolusi tinggi untuk menunjukkan kondisi dan putaran mesin dari kedua turbin.

"Kehebatan yang dihasilkan melalui inovasi selalu menjadi ciri khas Jaguar. Sudah sejak awal, mobil seperti Type-C dan Type-D menjadi pelopor penggunaan konstruksi aluminium, desain yang aerodinamis, sasis monokok dan penggunaan rem cakram. C-X75 menunjukkan bahwa perusahaan ini masih menjadi pemimpin dalam hal desain dan teknologi otomotif," ujar CEO Jaguar Land Rover Dr. Ralf Speth.(Sumber : Kompas.com)

Tuesday 29 June 2010

Teknik Mengerem yang Benar



Pengereman adalah hal yang paling penting diketahui pengendara saat berkendara sepeda motor. Ironisnya masih banyak pengendara sepeda motor yang tidak tahu teknik pengereman yang benar.
Pada saat kita memutuskan untuk belajar mengendarai sepeda motor, hal pertama yang harus kita pertimbangkan untuk menghindari diri dari resiko kecelakaan adalah bagaimana kita dapat menguasai teknik untuk menghentikan laju kendaraan. Satu-satunya alat yang bisa dengan aman mengurangi laju kendaraan dan menghentikan kendaraan adalah rem.

Engine brake : efek pengereman yang ditimbulkan akibat penurunan kecepatan putaran mesin (tidak ada untuk type matic), bisa membantu mengurangi laju kendaraan akan tetapi yang bisa menghentikan laju kendaraan adalah rem. Apabila teknik pengereman sudah dikuasai dan terlatih untuk melakukannya, maka kepercayaan diri akan meningkat dan jarak pengereman bisa diperpendek.

Semakin pendek jarak pengereman akan semakin baik, semakin jauh resiko kita terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan.

Pada sepeda motor kita mengenal rem depan dan rem belakang. Paling efektif untuk menghentikan laju kendaraan adalah rem depan. Artinya apabila teknik pengereman telah dikuasai dengan baik, maka jarak pengereman paling pendek akan diperoleh apabila mengaplikasikan rem depan. Rem belakang hanya digunakan sebagai penyeimbang. Dalam kondisi latihan biasanya kita atur segalanya adalah ideal dan dilakukan secara berulang, hal ini semata-mata untuk mengasah kemampuan kita dalam menguasai teknik dasar pengereman. Pada saat berkendara di jalan raya penting untuk kita memperhatikan hal-hal lain yang tidak akan kita jumpai seperti pada saat latihan, misalnya : kondisi jalan yang tidak rata, berpasir, basah, dan sebagainya.

Dalam latihan, bisa dicoba beberapa pengereman; pengereman dengan menggunakan rem belakang saja, kemudian rem depan saja, dan terakhir cobalah dengan teknik pengereman yang benar dengan menggunakan kedua rem. Dengan kondisi yang ideal cobalah untuk merasakan dan membandingkan jarak pengereman yang dihasilkan.
Urut-urutan dalam proses pengereman (dengan SM type sport) yang penting untuk dilatih (sampai dengan sepeda motor berhenti) :

  1. Melajulah dengan kecepatan tertentu. Untuk awal, 40 km/jam cukup untuk kita bisa melatih teknik dasar pengereman. Gunakan gigi 4 ke atas.
  2. Pada saat kita putuskan untuk mengerem, hal pertama yang harus kita lakukan adalah melepaskan putaran gas (deselerasi). Posisi tangan saat ini adalah menggenggam penuh grip gas (tidak ada jari yang standby pada tuas rem depan).
  3. Kemudian langkah berikutnya adalah tangan menarik tuas rem depan dengan cara diremas (seperti bersalaman) dan pada saat yang bersamaan kaki kanan memijak rem belakang sebagai penyeimbang. Pastikan posisi sepeda motor tegak (tidak miring) sehingga resiko tergelincir/terpeleset tidak terjadi.
  4. Tepat saat sepeda motor akan berhenti, tarik tuas kopling sehingga mesin tidak mati dan turunkan kaki kiri saat berhenti.
  5. Dalam latihan tidak disarankan menggunakan engine brake, semata-mata untuk melatih diri dalam penguasaan teknik dasar pengereman.
  6. Langkah tersebut dilakukan secara berulang sampai benar-benar dikuasai.
  7. Sebagai evaluasi, dengan teknik pengereman yang benar maka dapat dilakukan pengukuran jarak pengereman (dengan memberikan marking sebagai penanda jarak di sepanjang lintasan pengereman).
  8. Setelah evaluasi diperoleh, selanjutnya latihan dapat dilanjutkan dengan menambah kecepatan sesuai kemampuan, misal: 60 km/jam.
Perlu diingat, jangan memaksakan diri untuk mengaplikasikan rem depan sekuat-kuatnya untuk awal latihan. Resiko terjungkal akan didapatkan apabila “feeling” dalam meremas tuas rem depan dengan optimal belum dikuasai. Latihan berulang dibutuhkan untuk mendapatkan penguasaan yang maksimal.

Skutik Berteknologi Tinggi dengan Honda PCX



Jakarta – PT Astra Honda Motor (AHM) semakin melengkapi line up produk skutiknya dengan meluncurkan Honda PCX (Personal Comfort Xaloon). Skutik berteknologi tinggi kelas dunia ini diharapkan akan memimpin tren skutik premium di Indonesia dengan pesona kemewahan dalam setiap detail desain bodinya.

Honda PCX dilengkapi dengan teknologi tinggi yang belum pernah ada di skutik lain di Indonesia yaitu Idling Stop System. Teknologi ini akan mematikan mesin secara sementara setelah skutik berhenti dalam hitungan 3 detik dan pengendara hanya perlu menarik tuas gas untuk menghidupkannya lagi. Teknologi ini didukung oleh pengaplikasian alternator/starter yang canggih dan pertama pada sebuah skutik. 

Honda PCX merupakan skutik berteknologi injeksi pertama di Indonesia. Mesin 125 cc PGM-FI membuat motor ini semakin hemat bahan bakar, ramah lingkungan, dan bahkan sudah memenuhi standar emisi gas buang Euro 3.

Teknologi mesin V-matic Honda yang dikombinasikan dengan built-in liquid cooled akan menstabilkan temperatur mesin sehingga membuat Honda PCX memiliki tenaga besar,  berakselerasi secara maksimal namun tetap efisien saat digunakan menempuh perjalanan jauh.

Sistem alarm anti maling Honda PCX memiliki kecerdasan dalam mendeteksi getaran dan gerakan untuk mengaktifkan sistem, dikendalikan oleh remote control. Sebuah persembahan istimewa dan pertama yang hanya ada di skutik premium Honda.

Tidak hanya itu, Honda PCX juga masih dilengkapi dengan kecanggihan sistem combi brake hidrolis dengan 3 caliper membuat jarak pengereman lebih pendek dan stabil saat pengereman.

Honda PCX juga menawarkan sensasi kenyamanan berkendaran melalui desain sit-in riding position, ban tubeless berprofile besar yang stabil, dan suspensi belakang ganda. Selain itu, Honda PCX juga dilengkapi dengan intelligent key shutter yang berfungsi sebagai pengaman kunci kontak bermagnet, tuas pembuka bagasi bervolume 32 liter yang dapat menyimpan helm fullface, serta membuka tutup tanki bensin berkepasitas 6,2 liter.

Presiden Direktur PT AHM Yusuke Hori menyatakan kehadiran Honda PCX ini diharapkan akan mampu memperkuat merk Honda di Indonesia sebagai pelopor teknologi tinggi di segment motor skutik. ”Kami berharap Honda PCX menjadi pemimpin tren skutik premium di Indonesia”, ujarnya.

Executive Vice President Direktur PT AHM Johannes Loman menambahkan segmen premium sepeda motor identik dengan gaya hidup yang selama ini lebih dikenal di pasar motor sport. Produsen motor di Indonesia belum ada yang bermain di segment skutik premium ini.

”Kami ingin Honda menjadi pilihan semua. Karena itu kami hadirkan produk di setiap segmen, termasuk dengan memperkenalkan flagship terbaru kami untuk skutik premium, yaitu Honda PCX.”

Dengan semua keunggulan desain dan teknologi yang dimilikinya, Honda PCX diproyeksikan dapat memenuhi gaya hidup lelaki metropolitan berusia 25-30 tahun dengan profil trendy, smart, sangat memperhatikan penampilan dan memiliki ketertarikan terhadap sepeda motor yang nyaman, mewah dan berteknologi tinggi.

PT AHM akan memasarkan Honda PCX yang memiliki varian warna Silverstone Metallic, Goldbullion Metallic, dan Black Nighthawk seharga Rp 32 juta (on the road DKI Jakarta).




Thursday 10 June 2010

SEPEDA MOTOR UNIK

Unobike1.jpgSometimes a bike is just a bike... there's no photoshopping going on here, guys. This is Uno, of course, a segway/motorcycle mashup shown publicly for the first time at the recent Toronto National Motorbike show. Technically it has two wheels, but they're right next to each other and it does balance on them under its own power.

Built by Ben J. Poss Gulak, it's an electric vehicle that uses a similar sort of microgyro-motor system as the Segway, but with two gyros: one for forward and back, and one for turning. Its got just one control —a power switch— and everything else is done by leaning, which must make for one hell of an adrenaline-packed ride. It's the culmination of a number of vehicle projects by Ben, and uses electric propulsion for eco-friendliness, since Ben visited China where he found that "the smog was so thick, we never saw the sun."
Ben designed the 120-lb vehicle himself, using Google SketchUp to help with the plans as he couldn't afford professional software. How does it perform? We don't know, but we suspect it's a lot of fun. And though Ben got some advice from expert motorbike modders, and a robotics expert for the gyro programming, he deserves a round of applause— he's only 18 years old. And that's just amazing. [Motorcycle Mojo via Make —Thanks Daniel] Source from gizmodo.com

SEPEDA MOTOR ANGIN


No gearbox, no exhaust system, no lights sure makes for a pared-down motorbike. At least it's got an engine, however. And a nice little stand that stops it falling over when you're sitting on it in the office.
Student Edwin Yi Yuan is behind this air-brained invention, and he and his tutor at RMIT in Melbourne, are hoping to set a world land speed record in South Australia - once they get the stabilizer thingy off, I assume. It's basically a stripped-down Suzuki body, with a rotary air engine fed by high-pressure air tanks. As we all know, I'm not exactly good on the science bit of stuff, but what would happen if you're wearing heels and you puncture the tank (as you do when you're one of those fantasy chicks with big la-las, a leather bikini and tramp shoes?) I'm almost tempted to nominate myself as a test driver to find out. I'll have to do something about my current wardrobe, however. [Motorcycle USA via Core77] Source from.....

Friday 4 June 2010

KEBUTUHAN ANDA

With so much time spent in front a computer, your workstation becomes a big part of your life. Some people go for straight out luxury for work or play. Others people are more concerned with gaming or home theaters, while others need a space-saving workstation. Here are 16 high-tech workstations, or design concept workstations, to enhance your working or playing computer experience.

Globus Workstation


(image credits: The Design Blog)
Globus is a molded plastic globe on wheels. It opens to provide seating space in one half and a small adjustable table that functions as a worktable in the other half. The Globus space-saving workstation was meant for small home or office spaces. This workstation comes in a variety of colors.

Coffee Office Workstation


(image credits: dvice)
The Coffee Office workstation might make your cramped cubicle at work seem downright roomy. Designed in the shape of a coffee mug, the inside houses a touchscreen computer, space for your laptop, built-in speaker, and a spot for coffee. This workstation concept is aimed at 2020 when work spaces will be even more crowded. Designer Lucas Vieira intends for these workstations to be located in places with a large influx of businessmen and executives.

Flower Bud Workstation


(image credits: tuvie)
This Flower Bud workstation design concept is aimed at any age and any gender. Designer Won Shik Yu intends to offer comfort and privacy with this adjustable workstation. Both sections slide together into a condensed shell when this workstation environment is not in use.

Corner V1 Workstation


(image credits: Born Rich)
The Vision One (V1) workstation is intended to improve music, gaming, home theater, and working experience. The feet and elbow supports pivot. Thisadjustable workstation comes in a variety of colors and other upgrades. The most popular upgrade is to a Porsche seat that can have up to 12 functions including power lumbar controls and heat.

Mac-Powered Organic Workstation


(image credits: Teche Blog)
If clutter annoys you, then perhaps you might like the Mac-Powered Organic Workstation? With ergonomics in mind, it features an adjustable seat, monitor, and keyboard for increased productivity. There’s no room to have a messy or unorganized desk with this workstation.

Walkstation : WorkSpace Treadmill

(image credits: Born Rich)
If comfy seats are not for you, then perhaps you would like to burn off fat as you work? The Walkstation offers an electric height-adjustable worksurface along with a low-speed treadmill. Few workstations offer the opportunity to stay fit while you work. However, it would make gaming a real challenge.

Rizki Tarisa’s Go Workstation


(image credits: techfemina)
Rizki Tarisa’s Go workstation is a design concept all about the chair. A winner of the Ideation Award 2010, this multi-functional chair harnesses human pedal-power to juice up electronic devices. This concept furniture is a lounge chair, an exercise bike, a workstation, and a desktop, all integrated in a single unit.  The user generates green energy by pedaling the bike