Thursday 10 December 2009

air

Keran air tanpa tetesan air mengalir dengan selubung hutan terjal kering kerontang mendapat judul “Menanti”. Duka nestapa mendalam, air mata mengalir deras, memuncrat, menyembur dengan lidah menjulur memiliki judul “Air Mata Sidoarjo”. Dunia yang hilang, melenyap, melesap, penuh kegelapan, tiada berdaya duduk di kursi roda seorang penderita yang menyiapkan dunia baru tampil berjuluk “Reborn”. Gurita sebagai perlambang kota besar yang siap menerkam dunia hijau demi warga kota besar tampil bertajuk “Urban Legend”. Keempat karya itu menyentuh hati dan rasa-perasaan mendalam, merasuk ke relung hati, siap menyapa suksma untuk menyentuh hati manusia yang berakal daripada makhluk hidup yang lain. Demikian gaya Tommy Thomdean yang dilahirkan di Purworejo, Jawa Tengah, 19 Juli 1980. Sejak 2005, ia bekerja sebagai ilustrator di harian Kompas.

No comments:

Post a Comment